Pesisir Barat (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat, Lampung mencatat sebanyak lima kali terjadi bencana yaitu orang hilang di perairan laut wilayah ini, terhitung sejak Januari sampai dengan Juli 2023.
Sekretaris BPBD Pesisir Barat Hermansyah, ketika dihubungi dari Lampung Selatan, Rabu, membenarkan bahwa dari bulan Januari sampai sekarang orang hilang di laut mulai dari nelayan, wisatawan hingga mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sumatera (Itera).
"Kalau kita melihat data dari awal tahun hingga sekarang, itu ada 5 kasus orang hilang, mulai dari nelayan hingga mahasiswa KKN," kata Hermansyah.
Ia menyatakan pula, dari semua kasus orang hilang di Pesisir Barat itu semuanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Semuanya dalam keadaan meninggal dunia, yang terakhir pada bulan Juli ini ada dua, yakni mahasiswa KKN dari Itera, dan nelayan," kata dia lagi.
Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat dan nelayan untuk yang beraktivitas di perairan laut daerah itu, agar selalu waspada akan potensi gelombang tinggi.
"Kepada nelayan diharapkan tidak melaut dulu, karena cuaca masih tidak menentu dan cenderung ekstrem. Dan kalau pun melaut untuk menggunakan pengaman seperti pelampung agar tidak tenggelam terbawa arus," katanya pula.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Lampung menyampaikan peringatan dini gelombang tinggi di perairan laut Lampung khususnya Pesisir Barat masih cukup tinggi, serta untuk di perairan Samudra Hindia Barat Lampung diperkirakan gelombang tinggi 4 hingga 6 meter.
Baca juga: Tim SAR temukan nelayan yang hilang di perairan Pesisir Barat Lampung
Baca juga: Tim SAR temukan mahasiswa Itera yang hilang di perairan Pesisir Barat
Sekretaris BPBD Pesisir Barat Hermansyah, ketika dihubungi dari Lampung Selatan, Rabu, membenarkan bahwa dari bulan Januari sampai sekarang orang hilang di laut mulai dari nelayan, wisatawan hingga mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sumatera (Itera).
"Kalau kita melihat data dari awal tahun hingga sekarang, itu ada 5 kasus orang hilang, mulai dari nelayan hingga mahasiswa KKN," kata Hermansyah.
Ia menyatakan pula, dari semua kasus orang hilang di Pesisir Barat itu semuanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Semuanya dalam keadaan meninggal dunia, yang terakhir pada bulan Juli ini ada dua, yakni mahasiswa KKN dari Itera, dan nelayan," kata dia lagi.
Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat dan nelayan untuk yang beraktivitas di perairan laut daerah itu, agar selalu waspada akan potensi gelombang tinggi.
"Kepada nelayan diharapkan tidak melaut dulu, karena cuaca masih tidak menentu dan cenderung ekstrem. Dan kalau pun melaut untuk menggunakan pengaman seperti pelampung agar tidak tenggelam terbawa arus," katanya pula.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Lampung menyampaikan peringatan dini gelombang tinggi di perairan laut Lampung khususnya Pesisir Barat masih cukup tinggi, serta untuk di perairan Samudra Hindia Barat Lampung diperkirakan gelombang tinggi 4 hingga 6 meter.
Baca juga: Tim SAR temukan nelayan yang hilang di perairan Pesisir Barat Lampung
Baca juga: Tim SAR temukan mahasiswa Itera yang hilang di perairan Pesisir Barat