Lampung (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong pengembangan program smart village (desa cerdas) di desa-desa yang terdapat di Provinsi Lampung.

"Upayanya, semua data di Kemendes PDTT akan diberikan ke desa, sehingga desa mengetahui masalahnya, tahu potensi desanya. Aplikasi-aplikasi masih terus dibangun," kata Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta saat kunjungan ke Smart Village Hanura, Pesawaran, Lampung, Kamis.

Kemudian, pihaknya juga menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di desa.

Ivanovich Agusta mengatakan saat ini desa yang terkategori desa cerdas di Lampung telah mencapai 70 persen.

"Tujuh puluh persen desa (berkategori desa cerdas) dari 2.000-an desa," katanya.

Dikatakan Ivanovich Agusta, pesatnya pertumbuhan desa cerdas di Lampung tidak lepas karena dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten setempat.

Desa cerdas adalah konsep pembangunan desa berbasis digital, yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa lewat pemanfaatan teknologi.

Desa cerdas memiliki enam pilar, yakni warga cerdas, mobilitas cerdas, ekonomi cerdas, pemerintahan cerdas, pola hidup cerdas, dan lingkungan cerdas.

Adapun syarat untuk menjadi desa cerdas, antara lain desa memiliki fasilitas internet, memiliki website dan memiliki aplikasi.

Ivanovich Agusta menambahkan saat ini terdapat 56.000 desa yang memiliki fasilitas internet 4G dari total 75.265 desa di seluruh Indonesia.

"Yang belum punya internet ada 2.600-an desa. Jumlah desa yang punya website baru 21.000 desa," kata dia.




 

Pewarta : Anita Permata Dewi
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024