Phnom Penh (ANTARA) - Gulat Indonesia langsung melampaui target medali emas pada SEA Games XXXII/2023 Kamboja melalui empat pegulat yang tampil pada hari pertama pertandingan di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Minggu.
Empat wakil yang tampil nomor gulat Yunani-Romawi putra yakni Suparmanto (turun di kelas 63 kg), M. Aliansyah (67 kg), Andika Sulaeman (77 kg), dan Lulut Gilang Saputra (87kg) berhasil menjadi yang terbaik mengalahkan lawan di kelas masing-masing.
Suparmanto meraih medali emas setelah mengalahkan empat pesaing yakni Noel Negrosa Norada (Filipina), Nuttapong Hinmee (Thailand), dan Chray Pros (Kamboja) dalam persaingan yang menggunakan format setengah kompetisi tersebut.
Sementara Aliansyah meraih medali emas setelah menjadi yang terbaik dari lima peserta lainnya yakni Manh Hung Bui (Vietnam), Chlovelle Van Ygona Adolfo (Filipina), Sihavong Dawson Stephen (Laos), Eng Phanit (Kamboja), dan Wiraphong Phenphim (Thailand).
Prestasi serupa juga diraih Andika yang mengalahkan lawan-lawannya. Pun demikian dengan Lulut Gilang yang berhasil meraih medali emas di kelas 87 kg.
Pelatih tim gulat spesialis gaya Yunani-Romawi, Fathur Rahman, mengatakan pencapaian kali menjadi spesial.
“Hari ini juga sekaligus memperlihatkan. Sebenarnya atlet kita tidak kalah dan Vietnam. Hanya memang jam terbang yang membedakan. Saya tadi tanya pelatih Vietnam, mereka persiapan bisa berlatih selama beberapa bulan di negara pecahan Rusia,” ujar Fathur.
Dengan perolehan empat emas pada hari pertama, gulat sudah melampaui target emas yang dicanangkan yakni dua keping emas. Sisanya tiga perak dan empat perunggu. Pegulat Indonesia masih akan bertarung pada 10 nomor selanjutnya dari gaya bebas putri dan putra.
“Tahun lalu ketika hanya 4 atlet, kami berhasil melampaui target dengan 3 perak. Sekarang baru hari pertama, sudah terlampaui. Semoga kami diberikan kepercayaan lebih,” kata Ketua Umum Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Trimedya Panjaitan.
Empat wakil yang tampil nomor gulat Yunani-Romawi putra yakni Suparmanto (turun di kelas 63 kg), M. Aliansyah (67 kg), Andika Sulaeman (77 kg), dan Lulut Gilang Saputra (87kg) berhasil menjadi yang terbaik mengalahkan lawan di kelas masing-masing.
Suparmanto meraih medali emas setelah mengalahkan empat pesaing yakni Noel Negrosa Norada (Filipina), Nuttapong Hinmee (Thailand), dan Chray Pros (Kamboja) dalam persaingan yang menggunakan format setengah kompetisi tersebut.
Sementara Aliansyah meraih medali emas setelah menjadi yang terbaik dari lima peserta lainnya yakni Manh Hung Bui (Vietnam), Chlovelle Van Ygona Adolfo (Filipina), Sihavong Dawson Stephen (Laos), Eng Phanit (Kamboja), dan Wiraphong Phenphim (Thailand).
Prestasi serupa juga diraih Andika yang mengalahkan lawan-lawannya. Pun demikian dengan Lulut Gilang yang berhasil meraih medali emas di kelas 87 kg.
Pelatih tim gulat spesialis gaya Yunani-Romawi, Fathur Rahman, mengatakan pencapaian kali menjadi spesial.
“Hari ini juga sekaligus memperlihatkan. Sebenarnya atlet kita tidak kalah dan Vietnam. Hanya memang jam terbang yang membedakan. Saya tadi tanya pelatih Vietnam, mereka persiapan bisa berlatih selama beberapa bulan di negara pecahan Rusia,” ujar Fathur.
Dengan perolehan empat emas pada hari pertama, gulat sudah melampaui target emas yang dicanangkan yakni dua keping emas. Sisanya tiga perak dan empat perunggu. Pegulat Indonesia masih akan bertarung pada 10 nomor selanjutnya dari gaya bebas putri dan putra.
“Tahun lalu ketika hanya 4 atlet, kami berhasil melampaui target dengan 3 perak. Sekarang baru hari pertama, sudah terlampaui. Semoga kami diberikan kepercayaan lebih,” kata Ketua Umum Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Trimedya Panjaitan.