Bandarlampung (ANTARA) - Indonesia adalah negara dengan jumlah umat Muslim terbanyak di dunia. Oleh karena itu, setiap daerah di Indonesia memiliki banyak ragam budaya yang bernuansa Islam.
Salah satu yang tidak bisa dilewatkan oleh umat Muslim di Indonesia adalah menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ada banyak sekali tradisi atau budaya yang bisa ditemui berkaitan dengan menyambut bulan suci ini, termasuk di daerah pedesaan, yaitu di Dusun Simbaringin, Desa Sidosari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat Dusun Simbaringin dalam menyambut Ramadhan, yaitu tradisi Punggahan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan sarana untuk berkumpul bersama masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Selain mengasyikkan, tradisi ini juga memiliki banyak nilai-nilai yang baik bagi kehidupan, untuk terus dipertahankan.
Kepala Dusun Simbaringin Abdul Haris mengatakan, tradisi Punggahan berasal dari kata munggah yang memiliki arti naik. Maksudnya tradisi ini diharapkan mampu menaikkan derajat manusia dalam menghadapi bulan puasa, baik secara lahiriah dan batiniah.
Menurutnya, tradisi Punggahan ini telah berlangsung dari zaman dulu, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas datangnya bulan suci Ramadhan.
Tradisi Punggahan masyarakat Simbaringin, Natar, Lampung Selatan sambut datangnya bulan suci Ramadhan. ANTARA/Emir F. Saputra
"Di Simbaringin, tradisi Punggahan berlangsung sehari sebelum Ramadhan tiba," kata Haris pula.
Menurutnya lagi, tradisi ini dilakukan setiap menyambut datangnya Ramadhan.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Simbaringin, tradisi ini dilakukan dengan mengadakan makan bersama warga di kampung.
"Masyarakat desa membawa makanan dan berkumpul di masjid. Kemudian, setelah itu masyarakat akan duduk bersama sebagai momentum mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan dan membersihkan hati kepada tetangga dan sesama," katanya lagi.
Ia menjelaskan, tradisi Punggahan hingga kini masih dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat Simbaringin. Selain karena untuk menghormati tradisi yang sudah ada, tradisi Punggahan juga memiliki nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bermasyarakat.
Tradisi Punggahan ini dijadikan momentum bagi masyarakat untuk mempererat kesatuan dan persatuan antarsesama. Dalam hal ini, warga kemudian berkumpul, saling menyapa, dan saling bersilaturahmi. Selain itu, tradisi ini juga mempererat kerukunan warga dalam bermasyarakat.
Tradisi serupa, dengan nilai-nilai kebaikan di dalamnya, tentu saja banyak pula tetap dilaksanakan dan dipertahankan pada sejumlah daerah lainnya oleh umat Islam setempat hingga saat ini. Kebersamaan warga untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan serta sarana silaturahmi, memulai ibadah puasa satu bulan ini.
Baca juga: Sambut Ramadhan, Lampung Sai gelar prosesi "Belangiran"
Baca juga: Sambut bulan suci Ramadhan, Bupati Lampung Selatan gelar doa bersama
Salah satu yang tidak bisa dilewatkan oleh umat Muslim di Indonesia adalah menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ada banyak sekali tradisi atau budaya yang bisa ditemui berkaitan dengan menyambut bulan suci ini, termasuk di daerah pedesaan, yaitu di Dusun Simbaringin, Desa Sidosari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat Dusun Simbaringin dalam menyambut Ramadhan, yaitu tradisi Punggahan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan sarana untuk berkumpul bersama masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Selain mengasyikkan, tradisi ini juga memiliki banyak nilai-nilai yang baik bagi kehidupan, untuk terus dipertahankan.
Kepala Dusun Simbaringin Abdul Haris mengatakan, tradisi Punggahan berasal dari kata munggah yang memiliki arti naik. Maksudnya tradisi ini diharapkan mampu menaikkan derajat manusia dalam menghadapi bulan puasa, baik secara lahiriah dan batiniah.
Menurutnya, tradisi Punggahan ini telah berlangsung dari zaman dulu, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas datangnya bulan suci Ramadhan.
"Di Simbaringin, tradisi Punggahan berlangsung sehari sebelum Ramadhan tiba," kata Haris pula.
Menurutnya lagi, tradisi ini dilakukan setiap menyambut datangnya Ramadhan.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Simbaringin, tradisi ini dilakukan dengan mengadakan makan bersama warga di kampung.
"Masyarakat desa membawa makanan dan berkumpul di masjid. Kemudian, setelah itu masyarakat akan duduk bersama sebagai momentum mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan dan membersihkan hati kepada tetangga dan sesama," katanya lagi.
Ia menjelaskan, tradisi Punggahan hingga kini masih dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat Simbaringin. Selain karena untuk menghormati tradisi yang sudah ada, tradisi Punggahan juga memiliki nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bermasyarakat.
Tradisi Punggahan ini dijadikan momentum bagi masyarakat untuk mempererat kesatuan dan persatuan antarsesama. Dalam hal ini, warga kemudian berkumpul, saling menyapa, dan saling bersilaturahmi. Selain itu, tradisi ini juga mempererat kerukunan warga dalam bermasyarakat.
Tradisi serupa, dengan nilai-nilai kebaikan di dalamnya, tentu saja banyak pula tetap dilaksanakan dan dipertahankan pada sejumlah daerah lainnya oleh umat Islam setempat hingga saat ini. Kebersamaan warga untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan serta sarana silaturahmi, memulai ibadah puasa satu bulan ini.
Baca juga: Sambut Ramadhan, Lampung Sai gelar prosesi "Belangiran"
Baca juga: Sambut bulan suci Ramadhan, Bupati Lampung Selatan gelar doa bersama