Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan jaringan gas (jargas) sebanyak satu juta sambungan rumah tangga (SR) per tahun sebagai upaya mengurangi impor elpiji.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan pembangunan jargas rumah tangga akan ditingkatkan dari 800 ribu menjadi satu juta SR per tahun.
Program ini pun telah mendapat dukungan dari Kementerian Keuangan dan institusi penjamin keuangan.
"Kita sudah mempunyai pilot-nya kemarin di Batam dan Palembang untuk jargas ini," katanya.
Tutuka melanjutkan ke depan, Kementerian ESDM akan mengembangkan jargas skala besar di 12 kota/kabupaten.
"Kita sudah pilih kabupaten atau kota tersebut dengan skala yang cukup besar ke depan untuk jargas ini," ujarnya.
Kementerian ESDM menargetkan pembangunan jargas mencapai empat juta SR pada 2024. Untuk itu, pemerintah mendorong kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) mulai 2022.
PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina pun telah melakukan sejumlah program jargas dengan skema investasi internal PGN melalui produk GasKita untuk empat provinsi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, yang meliputi 11 kabupaten/kota yaitu Lampung, Bekasi, Cilegon, Cirebon, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Karawang, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Bogor.
Selain itu, PGN juga membangun jargas di Yogyakarta dengan target pembangunan 5.900 SR di Kecamatan Gondokusuman, yang tersebar di empat kelurahan. Sedangkan, di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY, PGN berencana membangun sekitar 7.000 SR.
PGN juga mengembangkan jargas di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, dengan target pembangunan mencapai 35.749 SR, 203 pelanggan kecil (UMKM), dan 38 komersial.
Untuk itu, PGN membangun pipa dedicated sepanjang 37 km dari jalur pipa eksisting menuju Bintaro secara bertahap. Pembangunan akan dilakukan di Perumahan Villa Melati Mas, Perumahan Graha Raya, dan Perumahan Bintaro Jaya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional.
Hal ini merupakan upaya pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri, mengurangi impor elpiji sebesar 603.720 ribu ton per tahun, penghematan subsidi elpiji sebesar Rp297,55 miliar per tahun, serta menghemat pengeluaran energi masyarakat Rp386 miliar per tahun.
Jargas juga bermanfaat mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp2,64 triliun per tahun. Kebutuhan gas untuk jargas relatif kecil yakni 0,1 MMSCFD dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan 10.000 SR. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pembangunannya agar jumlah masyarakat yang dapat menikmati manfaatnya semakin besar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kurangi impor elpiji, pemerintah bangun jargas satu juta sambungan
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan pembangunan jargas rumah tangga akan ditingkatkan dari 800 ribu menjadi satu juta SR per tahun.
Program ini pun telah mendapat dukungan dari Kementerian Keuangan dan institusi penjamin keuangan.
"Kita sudah mempunyai pilot-nya kemarin di Batam dan Palembang untuk jargas ini," katanya.
Tutuka melanjutkan ke depan, Kementerian ESDM akan mengembangkan jargas skala besar di 12 kota/kabupaten.
"Kita sudah pilih kabupaten atau kota tersebut dengan skala yang cukup besar ke depan untuk jargas ini," ujarnya.
Kementerian ESDM menargetkan pembangunan jargas mencapai empat juta SR pada 2024. Untuk itu, pemerintah mendorong kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) mulai 2022.
PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina pun telah melakukan sejumlah program jargas dengan skema investasi internal PGN melalui produk GasKita untuk empat provinsi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, yang meliputi 11 kabupaten/kota yaitu Lampung, Bekasi, Cilegon, Cirebon, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Karawang, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Bogor.
Selain itu, PGN juga membangun jargas di Yogyakarta dengan target pembangunan 5.900 SR di Kecamatan Gondokusuman, yang tersebar di empat kelurahan. Sedangkan, di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY, PGN berencana membangun sekitar 7.000 SR.
PGN juga mengembangkan jargas di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, dengan target pembangunan mencapai 35.749 SR, 203 pelanggan kecil (UMKM), dan 38 komersial.
Untuk itu, PGN membangun pipa dedicated sepanjang 37 km dari jalur pipa eksisting menuju Bintaro secara bertahap. Pembangunan akan dilakukan di Perumahan Villa Melati Mas, Perumahan Graha Raya, dan Perumahan Bintaro Jaya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional.
Hal ini merupakan upaya pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri, mengurangi impor elpiji sebesar 603.720 ribu ton per tahun, penghematan subsidi elpiji sebesar Rp297,55 miliar per tahun, serta menghemat pengeluaran energi masyarakat Rp386 miliar per tahun.
Jargas juga bermanfaat mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp2,64 triliun per tahun. Kebutuhan gas untuk jargas relatif kecil yakni 0,1 MMSCFD dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan 10.000 SR. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pembangunannya agar jumlah masyarakat yang dapat menikmati manfaatnya semakin besar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kurangi impor elpiji, pemerintah bangun jargas satu juta sambungan