Bandarlampung (ANTARA) - Dosen Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) Refsya Azanti Putri mengenalkan produk alami teh dari rambut jagung sebagai salah satu produk antioksidan alami yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat.
Kegiatan sosialisasi itu dilakukan di Desa Batuliman Indah, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatan tersebut, Refsya mengajak masyarakat desa untuk memanfaatkan limbah pertanian tanaman jagung, khususnya rambut jagung untuk dijadikan teh.
Pemilihan bahan baku rambut jagung, karena Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi jagung terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 5,3 ton per hektare.
Dalam hal tersebut, limbah tanaman jagung yang berkhasiat sebagai suplemen herbal dan bernilai ekonomis yaitu rambut jagung.
Rambut jagung mengandung polifenol, flavonoid, dan vitamin C yang berkhasiat sebagai antioksidan sehingga baik untuk kesehatan tubuh dan kulit. Selain itu, teh rambut jagung bermanfaat untuk membantu menjaga tekanan darah normal, membantu mengontrol kadar gula darah, membantu mengatasi kelelahan, dan memperbaiki mood (suasana hati).
“Teh rambut jagung ini dapat dijadikan sebagai produk herbal yang berkhasiat untuk kesehatan dan juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat Desa Batuliman Indah,” kata Refsya dalam kegiatan yang dihadiri jajaran pimpinan desa, pengurus PKK hingga warga setempat.
Lebih lanjut, Refsya menyampaikan, rambut jagung mengandung polifenol, flavonoid, dan vitamin C yang berkhasiat sebagai antioksidan, sehingga baik untuk kesehatan tubuh dan kulit. Selain itu, teh rambut jagung bermanfaat untuk membantu menjaga tekanan darah normal, membantu mengontrol kadar gula darah, membantu mengatasi kelelahan, dan memperbaiki mood.
Cara pembuatan teh rambut jagung pun cukup sederhana, yaitu dengan mengumpulkan rambut jagung, dan dipisahkan dari kotoran atau rambut jagung yang sudah busuk atau tidak segar.
Rambut dicuci dengan air mengalir dan keringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari. Angkat rambut jagung yang sudah kering, lalu disortir lagi dari rambut jagung jika ada yang rusak, dan selanjutnya rambut jagung diblender. Hasil dari rambut jagung yang sudah halus, selanjutnya dikemas dengan memasukkan 5 ujung sendok makan atau 1 gram rambut jagung yang telah kering ke dalam kantong teh.
Selain Refsya, dosen Prodi Farmasi Itera Dr Sarmoko juga telah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Trans Tanjungan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, pada awal Januari lalu.
Dr Sarmoko melakukan sosialisasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Anak-anak pada kelompok usia tertentu memiliki kebutuhan komponen berbeda-beda untuk sumber energi, makronutrien, dan mikronutrien. Contohnya, anak-anak harus makan dua porsi ikan atau kerang per minggu, tetapi bukan produk kemasan karena di sana mengandung tinggi lemak trans dan rendah asam lemak Omega 3.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Trans Tanjungan, para aparat desa seperti bidan desa, pendamping desa, sekretaris desa, dan babinsa.
Sosialisasi ditujukan kepada ibu-ibu PKK, kader posyandu, kader KWT.
Sarmoko berharap, dari sosialsiasi tersebut, para orang tua dapat selalu memperhatikan konsumsi gizi yang sesuai bagi anak-anaknya.
Baca juga: Tim Prodi TIP Itera latih warga manfaatkan limbah pertanian jadi biogas
Baca juga: Itera resmi buka Program Studi S1 Pariwisata