Bandarlampung (ANTARA) - Tim dosen dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan kegiatan sosialisasi pengembangan prototipe produksi biogas dari limbah pertanian di Desa Talang Way Sulan, Way Sulan, Lampung Selatan, Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatan tersebut, warga diajak untuk memanfaatkan limbah hasil pertanian berupa kulit pisang, dan limbah hortikultura sebagai sumber penghasil biogas dengan instalasi sederhana.
Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Talang Way Sulan.
Sebanyak delapan dosen Itera terlibat dalam program pengabdian kepada masyarakat tersebut, yaitu Endo Pebri Dani Putra, Deni Subara, Eka Nur’azmi Yunira, Noveliska br Sembiring, Amalia Afifah, Dyah Putri Larassati, dan Borneo Satria Pratama.
Selain itu, para dosen juga melibatkan mahasiswa kelompok KKN 133 dan 134 dengan dosen pembimbing Noveliska br Sembiring.
Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian Itera Endo Pebri Dani Putra berharap program pengabdian kepada masyarakat tersebut bermanfaat bagi masyarakat. Desa Talang Way Sulan dipilih sebagai lokasi sosialisasi, karena memiliki keunggulan di sektor pertanian dan komoditasnya, serta produk pangan.
Proses produksi yang dilakukan oleh para produsen tersebut menghasilkan limbah pertanian yang cukup banyak, sehingga perlu pemanfaatan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai ekonominya.
Hingga saat ini, terdapat sekitar 66 pelaku usaha produk pangan, yaitu keripik singkong, keripik pisang, hingga kopi, yang telah memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Lampung dan sekitarnya.
Proses produksi yang dilakukan oleh para produsen tersebut menghasilkan limbah pertanian yang cukup banyak, sehingga perlu pemanfaatan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai ekonominya. Salah satunya dengan menjadikan sebagai bahan baku pembuatan biogas.
Kepada masyarakat setempat, dosen TIP Itera Deni Subara menyampaikan, pembuangan limbah pertanian secara langsung dapat menyebabkan permasalahan lingkungan. Oleh karena itu, instalasi biogas sangat penting, selain untuk mengatasi permasalahan lingkungan, juga untuk pemanfaatan lebih lanjut terhadap limbah-limbah pertanian untuk pemenuhan kebutuhan energi lokal.
Biogas merupakan teknologi untuk memanfaatkan bahan organik dari limbah-limbah pertanian untuk menghasilkan energi berupa gas metana dengan biaya hampir nol.
Instalasi biogas sederhana hanya membutuhkan diameter sebesar 4 meter, dengan kedalaman sebesar 2 meter, sehingga dapat memanfaatkan drum plastik. Selain itu, sisa dari limbah pertanian yang sudah dikonversi menjadi biogas tetap dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik berunsur hara tinggi.
Instalasi biogas sangat penting, selain untuk mengatasi permasalahan lingkungan, juga untuk pemanfaatan lebih lanjut terhadap limbah-limbah pertanian untuk pemenuhan kebutuhan energi lokal.
Tidak hanya limbah pertanian, biogas juga dapat dihasilkan dengan memanfaatkan kotoran hewan dan manusia. Sebanyak 4-5 ekor sapi dapat memasok kebutuhan energi untuk dua rumah. Asalkan, limbah yang akan diolah dengan biogas tidak tercampur dengan sabun ataupun deterjen.
Kepala Desa Talang Way Sulan Dawud berharap masyarakat dapat mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan dari para dosen Itera. Sehingga, selain dapat menangani permasalahan sampah juga dapat menciptakan sumber energi yang ramah lingkungan.
Sementara Kepala Dusun IV Desa Talang Way Sulan Muslihun berharap ilmu yang disampaikan oleh tim dosen dan mahasiswa Itera dapat menjadi pengetahuan baru warga dalam proses pembuatan biogas dari limbah-limbah pertanian.
“Semoga kita bisa segera beraksi mengaplikasikan ilmu ini, sehingga kita bisa mendapatkan energi dan pupuk organik yang gratis dan bermanfaat untuk kebutuhan kita semua,” katanya pula.
Baca juga: Jelang perkuliahan semester genap, Itera adakan FGD bersama seluruh dosen
Baca juga: Itera resmi buka Program Studi S1 Pariwisata