Bandarlampung (ANTARA) - Perum Bulog Devisi Regional Lampung mendistribusikan sebanyak 10.000 ton beras dalam operasi pasar beras 2023 sebagai upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di daerahnya.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir, karena kami menjamin kebutuhan beras tersedia di pasaran dengan harga terjangkau meskipun ada kenaikan harga," ujar Kepala Perum Bulog Lampung, Etik Yulianti, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan upaya menjaga harga dan pasokan tersebut dilakukan melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) atau operasi pasar beras.
"Telah disediakan sebanyak 10.000 ton beras bagi pelaksanaan operasi pasar beras, dan nantinya akan disalurkan ke pedagang eceran, distributor, agen serta mitra," katanya.
Dia menjelaskan beras yang dijual pada operasi pasar beras akan dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram.
"Kondisi sekarang ini memang belum musim panen raya, jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga. Itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif agar daya beli masyarakat terjaga serta inflasi terkendali," ucapnya.
Menurut dia guna menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen serta mencegah lonjakan harga, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
"Jumlah sebanyak 10.000 ton ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran serta konsumsi sampai dengan panen raya, dan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga beras," tambahnya.
Sebelumnya berdasarkan data pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPS) pada Kamis (19/1) beras untuk kualitas bawah I dijual dengan harga Rp11.700 per kilogram, beras kualitas bawah II Rp11.250 per kilogram, lalu beras kualitas medium I dijual seharga Rp11.950 per kilogram, beras kualitas medium II Rp11.950 per kilogram, beras kualitas super I Rp12.750 per kilogram, berasa kualitas super II Rp12.750 per kilogram.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir, karena kami menjamin kebutuhan beras tersedia di pasaran dengan harga terjangkau meskipun ada kenaikan harga," ujar Kepala Perum Bulog Lampung, Etik Yulianti, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan upaya menjaga harga dan pasokan tersebut dilakukan melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) atau operasi pasar beras.
"Telah disediakan sebanyak 10.000 ton beras bagi pelaksanaan operasi pasar beras, dan nantinya akan disalurkan ke pedagang eceran, distributor, agen serta mitra," katanya.
Dia menjelaskan beras yang dijual pada operasi pasar beras akan dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram.
"Kondisi sekarang ini memang belum musim panen raya, jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga. Itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif agar daya beli masyarakat terjaga serta inflasi terkendali," ucapnya.
Menurut dia guna menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen serta mencegah lonjakan harga, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
"Jumlah sebanyak 10.000 ton ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran serta konsumsi sampai dengan panen raya, dan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga beras," tambahnya.
Sebelumnya berdasarkan data pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPS) pada Kamis (19/1) beras untuk kualitas bawah I dijual dengan harga Rp11.700 per kilogram, beras kualitas bawah II Rp11.250 per kilogram, lalu beras kualitas medium I dijual seharga Rp11.950 per kilogram, beras kualitas medium II Rp11.950 per kilogram, beras kualitas super I Rp12.750 per kilogram, berasa kualitas super II Rp12.750 per kilogram.