Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 68.243.925 (68,24 juta) jiwa penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau mengalami penambahan sebanyak 42.784 jiwa pada Sabtu hingga pukul 12.00 WIB.
Data Satgas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan mereka yang telah mendapat vaksin dosis kedua pada Sabtu bertambah 12.502 jiwa, sehingga total menjadi 174.678.659 jiwa sejak program vaksinasi digulirkan.
Sementara penduduk Indonesia yang telah mendapat vaksin dosis pertama sudah menyentuh 203.958.661 jiwa.
Mereka yang telah mendapat vaksinasi dosis keempat, yaitu tenaga kesehatan dan lansia, sudah mencapai 1.137.049 atau mengalami penambahan sebanyak 6.962 jiwa. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi bagi 234.666.020 jiwa.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan vaksinasi dapat menjamin keberlangsungan situasi pengendalian COVID-19 di Indonesia yang secara umum sudah jauh lebih baik jika dibandingkan kondisi global.
"Indikator yang bisa menjamin lebih berkelanjutan situasi di Indonesia saat ini adalah modal imunitas. Peningkatan imunitas lebih menentramkan," kata Dicky Budiman.
Menurut Dicky, indikator perbaikan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini adalah penurunan jumlah masyarakat yang terinfeksi, beban di fasilitas kesehatan, dan kasus kematian.
Menurut Dicky, kondisi global kasus COVID-19 di beberapa negara masih cukup tinggi, misalnya di China dan India. Menurutnya, Indonesia perlu terus meningkatkan capaian vaksinasi agar pengendalian COVID-19 di Tanah Air bisa dipertahankan secara berkelanjutan.
Dicky mengatakan cakupan vaksinasi primer dan booster harus di atas 80--85 persen. Sedangkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut per Desember 2022 cakupan vaksinasi penuh, yakni dosis pertama dan kedua serta booster pertama belum mencapai 80 persen.
Data Satgas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan mereka yang telah mendapat vaksin dosis kedua pada Sabtu bertambah 12.502 jiwa, sehingga total menjadi 174.678.659 jiwa sejak program vaksinasi digulirkan.
Sementara penduduk Indonesia yang telah mendapat vaksin dosis pertama sudah menyentuh 203.958.661 jiwa.
Mereka yang telah mendapat vaksinasi dosis keempat, yaitu tenaga kesehatan dan lansia, sudah mencapai 1.137.049 atau mengalami penambahan sebanyak 6.962 jiwa. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi bagi 234.666.020 jiwa.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan vaksinasi dapat menjamin keberlangsungan situasi pengendalian COVID-19 di Indonesia yang secara umum sudah jauh lebih baik jika dibandingkan kondisi global.
"Indikator yang bisa menjamin lebih berkelanjutan situasi di Indonesia saat ini adalah modal imunitas. Peningkatan imunitas lebih menentramkan," kata Dicky Budiman.
Menurut Dicky, indikator perbaikan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini adalah penurunan jumlah masyarakat yang terinfeksi, beban di fasilitas kesehatan, dan kasus kematian.
Menurut Dicky, kondisi global kasus COVID-19 di beberapa negara masih cukup tinggi, misalnya di China dan India. Menurutnya, Indonesia perlu terus meningkatkan capaian vaksinasi agar pengendalian COVID-19 di Tanah Air bisa dipertahankan secara berkelanjutan.
Dicky mengatakan cakupan vaksinasi primer dan booster harus di atas 80--85 persen. Sedangkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut per Desember 2022 cakupan vaksinasi penuh, yakni dosis pertama dan kedua serta booster pertama belum mencapai 80 persen.