Bandarlampung (ANTARA) - Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana, meminta warganya untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang dibawa oleh nyamuk aedes aegepty.

"Jadi selain harus waspada masalah pandemi COVID-19, kita juga harus mewaspadai penyakit DBD," kata Wali Kota Eva Dwiana, di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan bahwa guna mengantisipasi penyebaran DBD, dirinya pun telah, mengeluarkan surat edaran nomor 440/1761/III.02/2021 tentang kesiapsiagaan mengantisipasi peningkatan kasus DBD di tengah pandemi COVID-19.

"Dalam mengantisipasi peningkatan DBD kita juga sudah melakukan pengasapan (fogging) secara massal," kata dia.

Selain melakukan fogging sebagai antisipasi penyebaran DBD, Wali Kota pun meminta kepada lurah dan camat untuk memperkuat pelaksanaan gerakan 1 rumah 1 Jumantik (G1R1J) serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus.

"Harapannya camat dan lurah dapat membantu menyosialisasikan pencegahan DBD dengan G1R1J dan 3M. Semoga tidak ada penambahan kasus," ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri menyebutkan bahwa pada pada tahun 2021 orang yang terserang DBD mencapai 571 kasus, jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2020 dengan 1.048 kasus.

"Kalau melihat dari jumlahnya memang mengalami penurunan, namun jika dilihat dari trennya kasusnya ada perubahan siklus, dimana pada tahun 2020 puncaknya Februari, sementara 2021 puncaknya Desember, sehingga diharapkan Februari 2022 menurun," kata dia.

Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan fogging massal di 208 titik secara bertahap dari 10 hingga 24 Desember 2021. Namun juga tetap melayani fogging fokus saat ada kasus baru dengan radius 10 meter dari rumah yang terserang DBD.

"Kita juga memberikan bubuk abate kepada masyarakat untuk digunakan mencegah jentik nyamuk menjadi dewasa sebagai upaya pencegahan," kata dia.
 

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024