Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengatakan rencana pengembangan kawasan hortikultura di daerahnya dapat menjadi salah satu upaya memacu penambahan nilai ekspor komoditas buah Lampung.
"Sudah berkomunikasi dengan kementerian terkait mengenai pengembangan kawasan hortikultura dan juga food estate yang akan dikembangkan di Lampung," ujar Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Menurutnya, adanya pengembangan tersebut diharapkan dapat memaksimalkan ekspor komoditas hortikultura, terutama buah di Lampung.
"Di Lampung selama ini memang sudah ada produk hortikultura yang diekspor seperti buah segar, dan diharapkan dapat bertambah dengan adanya pengembangan yang lebih fokus," katanya.
Ia mengatakan untuk pengembangan kawasan hortikultura tersebut saat ini dalam masa pembinaan.
"Saat ini terus berjalan pembinaan, sebab semua harus terencana dengan baik, untuk Lampung sendiri pasar ekspor komoditas hortikultura ada di China, Jepang, Amerika dan pasar baru kita saat ini ada di Eropa," ucapnya.
Dia menjelaskan komoditas yang menjadi andalan ekspor Lampung meliputi produk buah segar, dan produk perkebunan seperti kakao, kopi, pala.
"Kemarin untuk ekspor beberapa komoditas sempat mengalami kendala karena tidak mendapatkan kapal untuk ekspor, dan untungnya perusahaan telah menyewa kapal," ujarnya pula.
Kusnardi menjelaskan untuk memaksimalkan ekspor komoditas hortikultura pemerintah daerah siap membantu pelaku ekspor yang mengalami hambatan dalam sertifikasi komoditas ataupun izin ekspor.
"Kita siap bantu untuk pengurusan izin ataupun sertifikasi agar pelaku ekspor komoditas hortikultura di Lampung tidak mengalami hambatan," katanya lagi.
Untuk memaksimalkan pengembangan komoditas hortikultura berorientasi ekspor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan kerja sama kemitraan dengan beberapa pemerintah daerah, salah satunya Lampung tepatnya di Kabupaten Tanggamus.
Lampung sebagai salah satu daerah penghasil komoditas pertanian pada triwulan pertama tahun 2021 ekspornya mencapai Rp5,6 triliun, dan untuk ekspor produk buah segar salah satunya pisang telah menyumbang devisa terbesar kedua atau sekitar Rp204 miliar.
"Sudah berkomunikasi dengan kementerian terkait mengenai pengembangan kawasan hortikultura dan juga food estate yang akan dikembangkan di Lampung," ujar Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Menurutnya, adanya pengembangan tersebut diharapkan dapat memaksimalkan ekspor komoditas hortikultura, terutama buah di Lampung.
"Di Lampung selama ini memang sudah ada produk hortikultura yang diekspor seperti buah segar, dan diharapkan dapat bertambah dengan adanya pengembangan yang lebih fokus," katanya.
Ia mengatakan untuk pengembangan kawasan hortikultura tersebut saat ini dalam masa pembinaan.
"Saat ini terus berjalan pembinaan, sebab semua harus terencana dengan baik, untuk Lampung sendiri pasar ekspor komoditas hortikultura ada di China, Jepang, Amerika dan pasar baru kita saat ini ada di Eropa," ucapnya.
Dia menjelaskan komoditas yang menjadi andalan ekspor Lampung meliputi produk buah segar, dan produk perkebunan seperti kakao, kopi, pala.
"Kemarin untuk ekspor beberapa komoditas sempat mengalami kendala karena tidak mendapatkan kapal untuk ekspor, dan untungnya perusahaan telah menyewa kapal," ujarnya pula.
Kusnardi menjelaskan untuk memaksimalkan ekspor komoditas hortikultura pemerintah daerah siap membantu pelaku ekspor yang mengalami hambatan dalam sertifikasi komoditas ataupun izin ekspor.
"Kita siap bantu untuk pengurusan izin ataupun sertifikasi agar pelaku ekspor komoditas hortikultura di Lampung tidak mengalami hambatan," katanya lagi.
Untuk memaksimalkan pengembangan komoditas hortikultura berorientasi ekspor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan kerja sama kemitraan dengan beberapa pemerintah daerah, salah satunya Lampung tepatnya di Kabupaten Tanggamus.
Lampung sebagai salah satu daerah penghasil komoditas pertanian pada triwulan pertama tahun 2021 ekspornya mencapai Rp5,6 triliun, dan untuk ekspor produk buah segar salah satunya pisang telah menyumbang devisa terbesar kedua atau sekitar Rp204 miliar.