Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan meningkatkan kualitas kopi melalui gerakan stek batang pada pucuk tanaman di sentra perkebunan Kota Pagaralam.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan program sambung pucuk tersebut juga bertujuan untuk menjaga eksistensi kopi Pagaralam yang saat ini sudah dikenal secara nasional maupun internasional.
"Pagaralam ini merupakan daerah penghasil kopi terbaik di Sumsel. Agar kopinya dapat terus bersaing maka dilakukan upaya sambung pucuk,” kata Mawardi setelah meluncurkan Gerakan Sejuta Batang Sambung Pucuk Tanaman Kopi di Desa Rempasai, Kelurahan Panjang, Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Sabtu.
Demi suksesnya program ini, Pemprov bekerja sama dengan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) untuk menyuplai pupuk berkualitas ke petani kopi setempat.
Baca juga: DRI Lampung dorong petani budidayakan lada organik
Dengan begitu, program sambung pucuk tanaman kopi tersebut akan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Apalagi, ia melanjutkan, langkah yang dilakukan Pemprov Sumsel tersebut membuat Sumsel dan Pagaralam dianugerahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni mengatakan komoditas kopi merupakan andalan Kota Pagaralam sehingga beragam bantuan pemerintah disalurkan ke sektor perkebunan ini.
Program sambung (stek) pucuk ini sudah dijalankan di Pagaralam sejak empat tahun lalu, namun pada 2021 dilakukan penambahan signifikan yakni mencapai dua juta bibit, satu juta bibit dibantu Pemprov Sumsel.
Baca juga: Petani Lampung Barat mulai lirik budidaya kopi organik
“Pemkot Pagaralam berharap dalam lima tahun ke depan, program sambung pucuk tersebut dapat merata di seluruh perkebunan kopi,” kata dia.
Kopi asal Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan, meraih pengakuan internasional atas citarasa uniknya dalam ajang kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural Products) Gourmet Product tahun 2020 di Paris, Prancis.
Daerah yang terletak di kaki Pegunungan Dempo pada ketinggian 400–3.400 dpl ini setidaknya dihasilkan 900 ton biji kopi per tahun.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan program sambung pucuk tersebut juga bertujuan untuk menjaga eksistensi kopi Pagaralam yang saat ini sudah dikenal secara nasional maupun internasional.
"Pagaralam ini merupakan daerah penghasil kopi terbaik di Sumsel. Agar kopinya dapat terus bersaing maka dilakukan upaya sambung pucuk,” kata Mawardi setelah meluncurkan Gerakan Sejuta Batang Sambung Pucuk Tanaman Kopi di Desa Rempasai, Kelurahan Panjang, Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Sabtu.
Demi suksesnya program ini, Pemprov bekerja sama dengan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) untuk menyuplai pupuk berkualitas ke petani kopi setempat.
Baca juga: DRI Lampung dorong petani budidayakan lada organik
Dengan begitu, program sambung pucuk tanaman kopi tersebut akan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Apalagi, ia melanjutkan, langkah yang dilakukan Pemprov Sumsel tersebut membuat Sumsel dan Pagaralam dianugerahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni mengatakan komoditas kopi merupakan andalan Kota Pagaralam sehingga beragam bantuan pemerintah disalurkan ke sektor perkebunan ini.
Program sambung (stek) pucuk ini sudah dijalankan di Pagaralam sejak empat tahun lalu, namun pada 2021 dilakukan penambahan signifikan yakni mencapai dua juta bibit, satu juta bibit dibantu Pemprov Sumsel.
Baca juga: Petani Lampung Barat mulai lirik budidaya kopi organik
“Pemkot Pagaralam berharap dalam lima tahun ke depan, program sambung pucuk tersebut dapat merata di seluruh perkebunan kopi,” kata dia.
Kopi asal Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan, meraih pengakuan internasional atas citarasa uniknya dalam ajang kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural Products) Gourmet Product tahun 2020 di Paris, Prancis.
Daerah yang terletak di kaki Pegunungan Dempo pada ketinggian 400–3.400 dpl ini setidaknya dihasilkan 900 ton biji kopi per tahun.