Bandarlampung (ANTARA) - Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) merancang bangun teknologi deflektor atau alat untuk meningkatkan kinerja turbin pada pembangkit arus laut pada kecepatan rendah, inovasi ini diharapkan dapat mendorong pengembangan (Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Indonesia.

“Indonesia sebagai negara poros maritim dunia mempunyai potensi energi laut yang besar. Namun, potensi energi arus laut tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan listrik melalui PLTAL,” kata Dosen Prodi Teknik Sistem Energi (TSE) Itera, di Bandarlampung, Selasa.

Menurutnya, arus laut di Tanah Air yang tergolong berkecepatan rendah dibandingkan kebanyakan negara lain selama ini menjadi kendala pengembangan PLTAL. Hal ini mendorong mahasiswa Itera untuk berinovasi merancang sebuah bangun teknologi deflektor atau alat untuk meningkatkan kinerja turbin pada pembangkit arus laut pada kecepatan rendah.

Baca juga: Rektor Itera lantik 127 pejabat baru

Inovasi yang dibuat oleh tim mahasiswa yang terdiri dari Risfihan Rafi, Hasbiyalloh, dan Arif Ronaldo, dari Program Studi Teknik Sistem Energi Itera, dan M. Mukti Asyidiqi (Teknik Elektro) tersebut mendapat dukungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud Ristek melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2021.

Keempat mahasiswa Itera yang dibimbing oleh Dosen Prodi Teknik Sistem Energi (TSE) Itera, Madi, menamai inovasi tersebut Rancang Bangun Prototipe WFD (Water Flow Deflector) untuk Meningkatkan Performa Turbin Arus Laut Tipe Vertikal pada Kecepatan Arus Rendah.

“Sebelum ditambah komponen deflektor, turbin hanya menghasilkan energi listrik 6 watt, dan setelah ditambahkan deflektor meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 19 watt,” kata Madi Dosen Prodi Teknik Sistem Energi (TSE) Itera.

Baca juga: Rektor Itera anugerahkan penghargaan OZT Award dan mahasiswa berprestasi

Ketua tim mahasiswa Risfihan Rafi, menjelaskan deflektor yang didesain dan dirancang oleh timnya merupakan tipe enam sekat single plate yang mengelilingi rotor turbin. Cara kerja alat tersebut, arus laut dengan kecepatan rendah akan melewati antar sekat deflektor untuk meningkatkan kecepatan arus laut di sekitar turbin, sehingga dapat meningkatkan kinerja turbin menjadi lebih baik.

Untuk menguji kinerja alat tersebut, mahasiswa membuat model aliran arus dalam suatu kotak aquarium yang dibangkitkan oleh pompa dan menghasilkan kecepatan arus sebesar 0,29 m/s. Hasil pengujian yang dilakukan, Minggu, 22 Agustus 2021, menunjukkan bahwa kecepatan putar turbin meningkat tiga kali lebih cepat dari putaran semula.

“Sebelum ditambah komponen deflektor, turbin hanya menghasilkan energi listrik enam watt, dan setelah ditambahkan deflektor meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 19 watt,” ujar Rafi.

Peningkatan tersebut merupakan pengaruh dari peningkatan kecepatan putaran turbin. Awalnya turbin berputar dengan kecepatan 17,52 RPM, dan setelah ditambahkan deflektor rancangan mahasiswa Itera, putaran turbin meningkat menjadi 54 RPM.

Rafi berharap model water flow deflektor (WFD) yang mereka rancang dapat menjawab tantangan dalam penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut untuk kebutuhan listrik masa depan Indonesia.

Baca juga: Itera : Program BI Mengajar selaras dengan MKBKM

“Dengan adanya karya-karya inovasi anak muda saat ini, maka Indonesia akan siap menghadapi isu SDG's terutama dalam memanfaatkan potensi lautan sebagai sumber energi listrik,” ujar Rafi.

Dosen pembimbing mahasiswa, Madi, menilai inovasi mahasiswa Itera tersebut akan sangat bermanfaat untuk mendorong pengembangan PLTAL  guna memenuhi kebutuhan energi listrik di masa depan.

“Saya yakin alat yang sederhana itu menjadi luar biasa ke depannya, dan saya bangga kepada mahasiswa bimbingan saya yang menjadi contoh untuk generasi muda lain untuk terus berkarya untuk Indonesia,” ujar Madi. 


Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024