Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung menerima bantuan 87 unit konsentrator oksigen dari Tanoto Foundation untuk penanganan pasien COVID-19 di daerah itu.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Faundation atas bantuan ini untuk penanganan pasien COVID-19 di Lampung," ujar Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Mahan Agung, Rumah Dinas Gubernur, Bandarlampung, Senin.Bantuan konsentrator oksigen ini nantinya didistribusikan ke 77 rumah sakit, lima unit fasilitas pelayanan kesehatan Korem dan lima unit fasyankes Polda Lampung.
Menurut Arinal, di saat pandemi ini, semua unsur yakni pemerintah bersama swasta dan pihak lainnya harus bahu membahu memberikan pertolongan dan kontribusinya untuk masyarakat yang membutuhkan.
Baca juga: Dinkes : Positif COVID-19 di Lampung bertambah 250 kasus, meninggal 38 orang
Arinal menyebutkan Pemprov Lampung juga terus berupaya melakukan pemenuhan kebutuhan untuk penanganan COVID-19, salah satunya kebutuhan oksigen.
"Pemprov Lampung akan terus berupaya mengatasi ketersediaan oksigen," katanya.
Pada kesempatan itu, Arinal mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk terus serius tanpa mengenal waktu sebagai upaya untuk menurunkan angka COVID-19.
Baca juga: Bupati Lampung Barat ajak masyarakat sukseskan program vaksin COVID-19
"Kita semua jangan kendor dalam penanganan COVID-19 ini," katanya.
Sementara itu, Direktur External Affairs Tanoto Foundation Ari Gudadi mengatakan bantuan ini merupakan wujud komitmen pihaknya untuk bersama-sama dan bergotongroyong dalam penanganan COVID-19.
"Mudah-mudahan ini bermanfaat dan dapat melakukan percepatan penanggulangan bagi para pasien COVID-19," ujar Ari.
Baca juga: IDI Lampung sebut penurunan BOR dipengaruhi banyak pasien COVID-19 isoman
Ia mengatakan konsentrator oksigen ini sangat mudah digunakan dan jika pasien yang sudah dinyatakan sembuh bisa digunakan bergantian penggunaannya untuk pasien COVID-19 yang lainnya.
"Izinkan kami dapat menyalurkan donasi bantuan ini kepada Pemprov Lampung untuk dapat disalurkan kepada rumah sakit yang membutuhkan sesuai daftar yang telah kami dapatkan dari data statistik Kementerian Kesehatan," katanya.