Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia mesti dimaknai sebagai momentum memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi segala gejolak termasuk pandemi COVID-19.

"Semangat persatuan harus menjadi tonggak pertama kita saat ini dalam menyelesaikan masalah-masalah bangsa dan menentukan perjalanan bangsa Indonesia ke depan," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Haedar mengatakan kemerdekaan merupakan rahmat Allah Swt. serta perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Proklamasi kemerdekaan bukan sekadar penyataan bebas dari penjajahan bangsa lain, tetapi juga mampu mewujudkan kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Baca juga: Ketua DPRD Lampung: Semangat kebersamaan jadi kunci atasi krisis

Pada peringatan 76 tahun merdeka, kata dia, bangsa Indonesia dan seluruh bangsa-bangsa di dunia kini sedang berada dalam musibah pandemi COVID-19. Telah banyak yang terpapar bahkan berujung kematian.

Karenanya, langkah yang tepat mengisi kemerdekaan adalah bersatu agar bangsa ini berdaya mengatasi dan memberi solusi terhadap derita kemanusiaan akibat pandemi ini.

"Alhamdulillah, secara umum kita telah bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika," kata dia.

Haedar juga meminta masyarakat mewaspadai benih perpecahan antar komponen bangsa. Benih-benih itu sudah mulai bermunculan yang kebanyakan melalui kanal sosial media.

Perbedaan orientasi politik dan benturan kepentingan adalah dua alasan yang sangat potensial menjadi pemicu perpecahan yang tidak diinginkan. Momentum 76 tahun merdeka dapat dijadikan sarana untuk membingkai ulang benang persatuan.

Baca juga: Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR/DPD/DPR 2021

Menurut dia, Indonesia dengan segala keragaman yang dimilikinya serta tanah air yang begitu kaya, jika tidak dirawat dengan baik, akan menjadi negara yang isinya hanya konflik dan perpecahan. Haedar mengajak seluruh komponen bangsa agar mengeliminasi segala potensi yang dapat membuat perpecahan antar bangsa.

"Kita harus mengeliminasi setiap kebencian, intoleransi, dan segala macam virus yang membuat kita terbelah sebagai bangsa. Perbedaan politik dan kontestasi politik cukup selesai saat kita berkontestasi. Jangan berkepanjangan menjadi dendam politik yang hanya akan merusak semangat persatuan," kata Haedar.

Ia berharap dengan genap 76 tahun merdeka, Indonesia menjadi negera berkemajuan yang tidak hanya mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya insani, tetapi juga potensi keragaman dalam bingkai persatuan dan persaudaraan. Sebab tidak ada negara yang maju di atas puing-puing perpecahan.

"Tidak ada satu pun bangsa yang maju di atas puing-puing perpecahan. Tidak ada bangsa yang maju di atas alam yang rusak. Tidak ada bangsa yang maju di atas sumber daya manusia yang lemah. Maka menjadi niscaya, kita harus melangkah ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," kata dia.

Baca juga: Sederhana dan nyaman dipakai, ini alasan Presiden pilih pakaian adat Baduy
Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi parlemen atas kontribusi dalam pembangunan bangsa

Pewarta : Asep Firmansyah
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024