Bandarlampung (ANTARA) - Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Tegal Yoso Lampung Timur manfaatkan pekarangan rumah sebagai upaya mitigasi atas gangguan gajah serta membentuk ketahanan pangan.

"Kami sedang giat memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, sebagai salah satu upaya membentuk ketahanan pangan serta sebagai salah satu alternatif mitigasi konflik gajah dengan manusia," ujar salah seorang anggota KWT Desa Tegal Yoso Retno Ningsih, saat dihubungi dari Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan pekarangan rumah tersebut akan ditanami dengan beragam tanaman yang menunjang perekonomian warga sekitar, dan yang tidak disukai oleh gajah.

"Di desa ini sering sekali muncul konflik antara warga dengan gajah, sebab ladang masyarakat banyak yang rusak, sehingga salah satu upaya meminimalisir kerugian kita mencoba memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam," katanya.

Baca juga: Lampung kembangkan beras analog sebagai alternatif pangan

Menurutnya, dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, warga setidaknya dapat tetap menopang perekonomian keluarga saat ladang milik mereka dirusak satwa liar.

"Hasil tanaman yang ada di pekarangan bila dipanen setidaknya dapat dijual atau memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga ketika ladang dengan tidak sengaja dirusak oleh satwa liar kita masih punya simpanan untuk menopang perekonomian keluarga," ucapnya.

Retno menjelaskan lokasi konflik antara warga dengan satwa liar terutama gajah terjadi di tiga dusun dan meliputi sekitar 40 persen lahan ubi kayu serta jagung di desa tersebut.

Baca juga: Tol Sumatera tingkatkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Lampung Selatan

"Kalau kawanan gajah bisa setiap hari datang, walaupun dihalau petugas namun sempat pula ada kerusakan di ladang, dan untuk antisipasi adanya konflik antara satwa dengan warga, kita memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam meski tidak terlampau banyak hasilnya," katanya.

Menurutnya, selain membentuk ketahanan pangan dan mencegah adanya konflik antara satwa dengan warga, KWT Desa Tegal Yoso juga tengah mendorong terbentuknya desa wisata madu dan sayuran.

"Kita juga mendorong terbentuknya desa wisata madu dan sayuran di sini sebagai langkah peningkatan ekonomi masyarakat," tambahnya.

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024