Jakarta (ANTARA) - Banjir bandang menggenangi 23 desa di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut.

Penjabat Bupati Malaka Viktor Manek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan laporan sementara tiga orang warga meninggal terseret banjir.

Baca juga: Banjir bandang di Flores Timur akibatkan 62 orang meninggal

Viktor mengatakan bahwa penanganan banjir di Malaka masih belum bisa dilakukan, karena sulitnya akses menuju ke desa-desa yang terdampak. Saat ini pemerintah setempat fokus untuk menyelamatkan warga yang terdampak banjir.

Cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah NTT termasuk Kabupaten Malaka disebabkan adanya siklon tropis Seroja yang tumbuh sejak Senin (5/4) dini hari pukul 01.00 WIB.

Siklon Seroja yang sudah mulai tumbuh sebagai bibit siklon sejak Jumat (2/4) di wilayah tersebut menyebabkan hujan intensitas lebat, gelombang tinggi dan angin kencang.

Wilayah yang terdampak siklon Seroja, yaitu Kabupaten Flores Timur berupa banjir bandang yang menimbulkan korban jiwa, Lembata, Sumba Timur dan angin kencang di Kota Kupang.

Selain korban jiwa, kerusakan berbagai fasilitas umum dan rumah warga juga tidak terhindarkan serta ratusan warga mengungsi.

Baca juga: Jokowi minta percepatan penanganan bencana di NTT dan NTB
Baca juga: 10 orang ditemukan meninggal akibat longsor di Flores Timur

Pewarta : Desi Purnamawati/Bernardus Tokan
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024