Bandarlampung (ANTARA) - Lampung mulai mengembangkan beragam varietas buah lokal yang memiliki orientasi ekspor guna meningkatkan perekonomian daerah setempat.
"Kita memiliki beragam buah lokal yang memang memiliki potensi ekspor," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan sejumlah buah lokal yang hendak dikelola untuk memenuhi pasar ekspor meliputi alpukat, pisang, manggis, dan nanas.
"Untuk pisang merupakan buah penyumbang devisa terbesar kedua sekitar Rp204 miliar setelah nanas, sehingga ke depan kita akan kembangkan dan tingkatkan kualitasnya agar bisa mengisi pasar ekspor dengan bekerjasama korporasi," ujarnya.
Menurutnya, beragam potensi buah lokal yang ada di Provinsi Lampung akan dikembangkan dengan model kebun buah guna memaksimalkan hasil tanam.
"Beberapa buah kita ekspor ke luar, untuk manggis ada yang digunakan untuk memenuhi pasar domestik, namun beberapa buah lokal potensial akan kita kembangkan agar produksi lebih maksimal untuk memenuhi pasar internasional sehingga kelompok tani dapat sejahtera," katanya lagi.
Dia mengatakan dengan adanya pengembangan dan peningkatan kualitas produksi buah lokal diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah serta menyejahterakan masyarakat terkhusus petani.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung produksi buah lokal seperti manggis pada tahun 2019 tercatat mencapai 152.491 kuintal, untuk nanas hingga 6.992.430 kuintal, pisang 12.095.445 kuintal.
Sedangkan pada tahun 2020 produksi buah pisang Lampung mencapai 12.089.556 kuintal, buah nanas 6.625.875 kuintal, dan manggis 40.565 kuintal.
"Kita memiliki beragam buah lokal yang memang memiliki potensi ekspor," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan sejumlah buah lokal yang hendak dikelola untuk memenuhi pasar ekspor meliputi alpukat, pisang, manggis, dan nanas.
"Untuk pisang merupakan buah penyumbang devisa terbesar kedua sekitar Rp204 miliar setelah nanas, sehingga ke depan kita akan kembangkan dan tingkatkan kualitasnya agar bisa mengisi pasar ekspor dengan bekerjasama korporasi," ujarnya.
Menurutnya, beragam potensi buah lokal yang ada di Provinsi Lampung akan dikembangkan dengan model kebun buah guna memaksimalkan hasil tanam.
"Beberapa buah kita ekspor ke luar, untuk manggis ada yang digunakan untuk memenuhi pasar domestik, namun beberapa buah lokal potensial akan kita kembangkan agar produksi lebih maksimal untuk memenuhi pasar internasional sehingga kelompok tani dapat sejahtera," katanya lagi.
Dia mengatakan dengan adanya pengembangan dan peningkatan kualitas produksi buah lokal diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah serta menyejahterakan masyarakat terkhusus petani.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung produksi buah lokal seperti manggis pada tahun 2019 tercatat mencapai 152.491 kuintal, untuk nanas hingga 6.992.430 kuintal, pisang 12.095.445 kuintal.
Sedangkan pada tahun 2020 produksi buah pisang Lampung mencapai 12.089.556 kuintal, buah nanas 6.625.875 kuintal, dan manggis 40.565 kuintal.