Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendorong pengembangan wisata syariah di kabupaten/kota untuk membangkitkan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel Aufa Syahrizal di Palembang, Jumat, mengatakan, pemprov sudah memetakan kabupaten/kota yang berpotensi pengembangan wisata syariah ini, di antaranya Pagaralam, Ogan Ilir, Lubuklinggau dan Lahat.
“Kabupten/kota ini umumnya memiliki kampung religi sehingga sangat cocok untuk pengembangan wisata syariah,” kata dia.
Baca juga: Gubernur ingatkan pelaku usaha wisata konsisten terapkan protokol kesehatan
Ia mengatakan dalam waktu dekat pemprov akan menggandeng kalangan perbankan untuk pengembangan sektor wisata ini agar menyalurkan kreditnya.
Selain itu, perbankan juga diharapkan berperan aktif untuk mendorongnya melalui aplikasi mobile banking-nya.
“Seperti Bank Mandiri yang sudah meluncuran QRIS di tempat wisata. Ini sangat positif di tengah pandemi ini, karena sejatinya sektor pariwisata sudah diizinkan asalkan menerapkan protokol COVID-19,” kata dia.
Merebaknya virus corona menyebabkan agenda pariwisata di Sumsel menjadi batal digelar seperti Festival Sriwijaya, Festival Danau Ranau, pagelaran tari Melayu Nusantara, Festival Gendang dan lainnya.
Baca juga: Pelaku usaha di percandian Muara Jambi bergairah kembali
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun tergerus sehingga pemprov harus mencari cara untuk mengembalikan performanya.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan saat ini perbankan di Sumatera Selatan kini lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit usaha untuk menimalisasi resiko adanya pelemahan ekonomi yang dialami para pelaku bisnis di tengah pandemi COVID-19.
“Ini sesuatu yang wajar terjadi, tapi perbankan tentunya harus memiliki strategi agar tetap ada kinerja dalam penyaluran kredit di tengah pandemi,” kata Hari.
Sejauh ini BI sudah memetakan sektor bisnis tersebut, di antaranya, sektor transfortasi melalui penggunaan uang elektronik mengingat Sumatera Selatan memiliki LRT, sektor pariwisata melalui bisnis online tiket dan sektor perdagangan ritel melalui penggunaan layanan transaksi digital.
“BI juga mendorong kalangan perbankan untuk menggarap sektor UMKM dan keuangan syariah,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel Aufa Syahrizal di Palembang, Jumat, mengatakan, pemprov sudah memetakan kabupaten/kota yang berpotensi pengembangan wisata syariah ini, di antaranya Pagaralam, Ogan Ilir, Lubuklinggau dan Lahat.
“Kabupten/kota ini umumnya memiliki kampung religi sehingga sangat cocok untuk pengembangan wisata syariah,” kata dia.
Baca juga: Gubernur ingatkan pelaku usaha wisata konsisten terapkan protokol kesehatan
Ia mengatakan dalam waktu dekat pemprov akan menggandeng kalangan perbankan untuk pengembangan sektor wisata ini agar menyalurkan kreditnya.
Selain itu, perbankan juga diharapkan berperan aktif untuk mendorongnya melalui aplikasi mobile banking-nya.
“Seperti Bank Mandiri yang sudah meluncuran QRIS di tempat wisata. Ini sangat positif di tengah pandemi ini, karena sejatinya sektor pariwisata sudah diizinkan asalkan menerapkan protokol COVID-19,” kata dia.
Merebaknya virus corona menyebabkan agenda pariwisata di Sumsel menjadi batal digelar seperti Festival Sriwijaya, Festival Danau Ranau, pagelaran tari Melayu Nusantara, Festival Gendang dan lainnya.
Baca juga: Pelaku usaha di percandian Muara Jambi bergairah kembali
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun tergerus sehingga pemprov harus mencari cara untuk mengembalikan performanya.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan saat ini perbankan di Sumatera Selatan kini lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit usaha untuk menimalisasi resiko adanya pelemahan ekonomi yang dialami para pelaku bisnis di tengah pandemi COVID-19.
“Ini sesuatu yang wajar terjadi, tapi perbankan tentunya harus memiliki strategi agar tetap ada kinerja dalam penyaluran kredit di tengah pandemi,” kata Hari.
Sejauh ini BI sudah memetakan sektor bisnis tersebut, di antaranya, sektor transfortasi melalui penggunaan uang elektronik mengingat Sumatera Selatan memiliki LRT, sektor pariwisata melalui bisnis online tiket dan sektor perdagangan ritel melalui penggunaan layanan transaksi digital.
“BI juga mendorong kalangan perbankan untuk menggarap sektor UMKM dan keuangan syariah,” kata dia.