Kupang (ANTARA) - Dinas pariwisata Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mencatat dalam dua bulan terakhir yakni Mei hingga Juni 2020, kerugian di sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19 mencapai Rp5 miliar.
'"Pandemi COVID-19 ini memang sangat dirasakan. Di sektor pariwisata kerugian akibat virus ini mencapai Rp5 miliar dan ini hanya dalam waktu dua bulan saja," kata Kadis Pariwisata Manggarai Barat, Agustinus Rinus saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa.
Baca juga: Bamsoet dorong pemerintah lengkapi destinasi wisata dengan standar protokol kesehatan
Agustinus mengatakan bahwa kerugian itu dihitung setelah pihaknya bersama dengan Politenik El Bajo Commodus melakukan survei bersama terkait dampak langsung dari pandemi COVID-19 itu.
Dari hasil survei itu juga bisa disimpulkan bahwa jika pandemi COVID-19 terus berlanjut dan sektor pariwisata tak dibangkitkan kembali maka dipastikan pariwisata di Labuan Bajo akan hancur.
"Selain itu juga pelaku-pelaku pariwisata di Labuan Bajo ini belum menerapkan manajemen risiko. Sehingga banyak pelaku wisata yang kaget dan tak punya simpanan saat pandemi ini," tutur dia.
Agustinus mengatakan bahwa dari 4.412 tenaga kerja di sektor pariwisata, hampir sebanyak 85 persen terdampak. Para tenaga kerja itu terpaksa dirumahkan untuk sementara waktu, meski banyak juga yang di berhentikan.
Baca juga: Kudus tambah pembukaan objek wisata sesuai protokol kesehatan
Selama ini untuk tetap membuat perekonomian di sektor pariwisata tetap berjalan, pemerintah daerah telah memberikan stimulus kepada sejumlah hotel dan restoran di daerah itu.
"Bupati mengeluarkan surat memberikan pembebasan pajak hotel dan restoran yang selama ini sudah berjalan. Dan dampaknya positif sehingga banyak hotel yang masih tetap beroperasi walaupun minim wisatawan yang menginap," tutur dia.
Ia menambahkan stimulus pembebasan pajak sudah berlaku selama lima bulan sejak Maret lalu dan akan berakhir pada Juli. Namun, ujar dia, akan ada evaluasi lagi akan diperpanjang atau tidak.
Sementara itu, terkait pendapatan asli daerah (PAD) dipastikan mengalami penurunan yang sangat jauh dari target yang akan dicapai pada tahun 2020.
"Kalau PAD kita justru turun jauh sekali dari sektor pariwisata. Tahun ini kita targetkan Rp30 miliar. Tetapi akhirnya dievaluasi dan turun menjadi Rp9 miliar saja," tutur Agustinus sambil berharap pandemi ini segera berakhir.
Baca juga: KTO Jakarta rilis buku panduan wisata ke Korea
Baca juga: Ganjar Pranowo minta pengelola wisata Jateng kantongi izin sebelum buka lagi
Baca juga: Kabupaten Lebak dukung "Wisata Badui" diganti "Saba Badui"
'"Pandemi COVID-19 ini memang sangat dirasakan. Di sektor pariwisata kerugian akibat virus ini mencapai Rp5 miliar dan ini hanya dalam waktu dua bulan saja," kata Kadis Pariwisata Manggarai Barat, Agustinus Rinus saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa.
Baca juga: Bamsoet dorong pemerintah lengkapi destinasi wisata dengan standar protokol kesehatan
Agustinus mengatakan bahwa kerugian itu dihitung setelah pihaknya bersama dengan Politenik El Bajo Commodus melakukan survei bersama terkait dampak langsung dari pandemi COVID-19 itu.
Dari hasil survei itu juga bisa disimpulkan bahwa jika pandemi COVID-19 terus berlanjut dan sektor pariwisata tak dibangkitkan kembali maka dipastikan pariwisata di Labuan Bajo akan hancur.
"Selain itu juga pelaku-pelaku pariwisata di Labuan Bajo ini belum menerapkan manajemen risiko. Sehingga banyak pelaku wisata yang kaget dan tak punya simpanan saat pandemi ini," tutur dia.
Agustinus mengatakan bahwa dari 4.412 tenaga kerja di sektor pariwisata, hampir sebanyak 85 persen terdampak. Para tenaga kerja itu terpaksa dirumahkan untuk sementara waktu, meski banyak juga yang di berhentikan.
Baca juga: Kudus tambah pembukaan objek wisata sesuai protokol kesehatan
Selama ini untuk tetap membuat perekonomian di sektor pariwisata tetap berjalan, pemerintah daerah telah memberikan stimulus kepada sejumlah hotel dan restoran di daerah itu.
"Bupati mengeluarkan surat memberikan pembebasan pajak hotel dan restoran yang selama ini sudah berjalan. Dan dampaknya positif sehingga banyak hotel yang masih tetap beroperasi walaupun minim wisatawan yang menginap," tutur dia.
Ia menambahkan stimulus pembebasan pajak sudah berlaku selama lima bulan sejak Maret lalu dan akan berakhir pada Juli. Namun, ujar dia, akan ada evaluasi lagi akan diperpanjang atau tidak.
Sementara itu, terkait pendapatan asli daerah (PAD) dipastikan mengalami penurunan yang sangat jauh dari target yang akan dicapai pada tahun 2020.
"Kalau PAD kita justru turun jauh sekali dari sektor pariwisata. Tahun ini kita targetkan Rp30 miliar. Tetapi akhirnya dievaluasi dan turun menjadi Rp9 miliar saja," tutur Agustinus sambil berharap pandemi ini segera berakhir.
Baca juga: KTO Jakarta rilis buku panduan wisata ke Korea
Baca juga: Ganjar Pranowo minta pengelola wisata Jateng kantongi izin sebelum buka lagi
Baca juga: Kabupaten Lebak dukung "Wisata Badui" diganti "Saba Badui"