Bandarlampung (ANTARA) - Produksi perikanan tangkap maupun budi daya di Provinsi Lampung pada 2019 mencapai 338 ribu ton pada 2019.

"Produksi perikanan tahun 2019 sebesar 338 ribu ton itu terdiri atas perikanan tangkap 157 ribu ton dan perikanan budi daya 181 ribu ton," ujar Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan Lampung sendiri memiliki potensi kelautan perikanan yang cukup besar. Meski di tengah pandemi COVID-19, volume ekspor perikanan Lampung semester pertama 2020 juga lumayan besar.

Ia menyebutkan ekspor perikanan pada semester pertama tahun 2020 mencapai 8.492,5 ton atau naik 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

"Untuk komoditas rajungan, Lampung memiliki kebijakan pengelolaan berkelanjutan bekerja sama dengan NGO nasional dan internasional (Starling, CTC,EDF) dengan lokasi Kabupaten Lampung Timur, Tulang Bawang dan Lampung Tengah," ujarnya.

Ekspor rajungan Lampung menyumbang 10-15 persen volume ekspor nasional dengan nilai ekspor Rp490 miliar per tahun.

Arinal menyebutkan Provinsi Lampung juga telah memiliki PERDA nomor 01 tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil (RZWP3K).

"Lampung merupakan Provinsi yang pertama di Sumatera dan ke delapan di Indonesia yang memiliki Perda RZWP3K," ujarnya.

Arinal juga menjelaskan adanya program Kartu Petani Berjaya (KPB) yang memberi kemudahan kepada para petani termasuk nelayan.

"Insya Allah pada Oktober 2020 kita akan luncurkan KPB termasuk petani nelayan," katanya.

Arinal meminta kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam berusaha dengan tetap menjaga keberlanjutan sumberdaya kelautan dan perikanan.

"Jagalah mangrove kita, saya sangat berharap ini bisa dipertahankan oleh masyarakat karena ikan juga tergantung fungsi dari pada magrove itu sendiri," katanya.



 

Pewarta : Agus Wira Sukarta
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024