Jakarta (ANTARA) - Pengamat pariwisata Sapta Nirwandar menyarankan agar pelaku industri pariwisata penyedia jasa penyedia jasa meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE) untuk memikirkan strategi baru agar tetap bertahan dan bisa mengikuti protokol kesehatan di era pandemi COVID-19.
"Segmen MICE paling kerepotan dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Tentunya ini perlu dipikirkan modus baru agar segmen pariwisata tersebut bisa tetap dilakukan," ujar Sapta dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Menparekraf Wishnutama resmikan peluncuran BaliCEB, wadah kelola bisnis MICE
Dia mengatakan bahwa salah satu alasan segmen MICE kerepotan dalam menerapkan protokol kesehatan karena gelaran acara yang mereka selenggarakan harus menarik pengunjung atau massa dalam jumlah banyak.
Menurut dia segmen-segmen pariwisata lainnya di Indonesia seperti wisata alam, budaya, destinasi wisata karya manusia bisa cocok atau sesuai dengan protokol kesehatan seperti diving, kemudian taman hiburan atau museum yang jumlah pengunjungnya bisa diatur.
Menurut mantan wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut, kendati sejumlah acara seperti Formula One atau F1 yang dilakukan secara virtual, pihak penyelenggara tentunya tidak merasa puas karena inti pariwisata MICE adalah mendatangkan massa atau pengunjung dalam jumlah besar.
Memang kemungkinan masih terdapat peluang untuk sektor MICE yang berfokus pada event-event limited seat atau kapasitas penonton yang terbatas,namun hal-hal ini perlu dicoba dengan mengikuti berbagai protokol kesehatan.
Sebelumnya Industri penyedia jasa meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE) di Jakarta, melakukan sejumlah antisipasi untuk menghindari merebaknya virus corona atau COVID-19.
Langkah-langkah antisipatif tersebut dilakukan guna meminimalkan kekhawatiran klien atau pihak penyelenggara beberapa kegiatan seperti pernikahan, ulang tahun, sosial, konferensi, pertemuan, seminar, RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan lainnya, yang sedang berlangsung maupun akan berlangsung.
Upaya antisipasi yang dilakukan yakni penyemprotan disinfektan secara rutin untuk memberikan kenyamanan dan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada semua klien yang mengadakan acara di Samsara Grand Ballroom.
Kemudian memperhatikan kebersihan venue, mengecek kehigienisan barang yang diterima dari pemasok serta memperhatikan kebersihan pengolahan dan penyajian makanan.
Baca juga: Kemenpar ingatkan perlu dukungan pemangku kepentingan kembangkan wisata MICE
"Segmen MICE paling kerepotan dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Tentunya ini perlu dipikirkan modus baru agar segmen pariwisata tersebut bisa tetap dilakukan," ujar Sapta dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Menparekraf Wishnutama resmikan peluncuran BaliCEB, wadah kelola bisnis MICE
Dia mengatakan bahwa salah satu alasan segmen MICE kerepotan dalam menerapkan protokol kesehatan karena gelaran acara yang mereka selenggarakan harus menarik pengunjung atau massa dalam jumlah banyak.
Menurut dia segmen-segmen pariwisata lainnya di Indonesia seperti wisata alam, budaya, destinasi wisata karya manusia bisa cocok atau sesuai dengan protokol kesehatan seperti diving, kemudian taman hiburan atau museum yang jumlah pengunjungnya bisa diatur.
Menurut mantan wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut, kendati sejumlah acara seperti Formula One atau F1 yang dilakukan secara virtual, pihak penyelenggara tentunya tidak merasa puas karena inti pariwisata MICE adalah mendatangkan massa atau pengunjung dalam jumlah besar.
Memang kemungkinan masih terdapat peluang untuk sektor MICE yang berfokus pada event-event limited seat atau kapasitas penonton yang terbatas,namun hal-hal ini perlu dicoba dengan mengikuti berbagai protokol kesehatan.
Sebelumnya Industri penyedia jasa meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE) di Jakarta, melakukan sejumlah antisipasi untuk menghindari merebaknya virus corona atau COVID-19.
Langkah-langkah antisipatif tersebut dilakukan guna meminimalkan kekhawatiran klien atau pihak penyelenggara beberapa kegiatan seperti pernikahan, ulang tahun, sosial, konferensi, pertemuan, seminar, RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan lainnya, yang sedang berlangsung maupun akan berlangsung.
Upaya antisipasi yang dilakukan yakni penyemprotan disinfektan secara rutin untuk memberikan kenyamanan dan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada semua klien yang mengadakan acara di Samsara Grand Ballroom.
Kemudian memperhatikan kebersihan venue, mengecek kehigienisan barang yang diterima dari pemasok serta memperhatikan kebersihan pengolahan dan penyajian makanan.
Baca juga: Kemenpar ingatkan perlu dukungan pemangku kepentingan kembangkan wisata MICE