Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mulai memproduksi secara massal hand sanitizer di Laboratorium Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah X untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19).
“Ada keterbatasan bahan baku. Tapi kita sudah produksi puluhan liter. Mudah-mudahan Senin bisa dibagikan gratis pada masyarakat,”kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dihubungi dari Padang, Jumat.
Menurutnya bahan baku yang didapatkan dari salah satu distributor di Padang yaitu PT. Novalindo Jaya Utama sebanyak pilihan liter telah didistribusikan ke laboratorium LL DIKTI untuk diracik.
Baca juga: Akibat corona, Festival Film Cannes ditunda
Agar hasilnya maksimal, hand sanitizer itu harus diendapkan tiga hari sebelum bisa digunakan oleh masyarakat.
Nasrul menyebut hand sanitizer menjadi salah satu kebutuhan masyarakat saat ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Namun, keberadaannya di pasaran sudah sangat langka.
Beberapa jenis hand sanitizer yang dijual pedagang, termasuk di media sosial ada yang tidak jelas produsen apalagi standarisasinya. Harganya juga saat mahal mencapai Rp270 ribu per botol.
"Hand sanitizer yang diracik di laboratorium LL DIKTI wilayah X ini sudah standar WHO jadi aman digunakan," katanya.
Untuk proses pembuatan pihak laboratorium LL DIKTI tidak membutuhkan waktu lama karena fasilitas laboratorium dan tenaga ahli sudah ada. Tinggal menyediakan bahan baku saja.
Baca juga: Pangeran Albert dari Monaco dinyatakan positif corona
“Hand sanitizer ini kita upayakan bisa terus diproduksi, dikemas dalam botol spray kecil dan dibagikan gratis pada masyarakat," ujarnya.
Ia berharap seluruh lembaga yang memiliki laboratorium analisis, untuk dapat memproduksi hand sanitizer setidaknya untuk kebutuhan internal.
Analis laboratorium LL DIKTI Wilayah X, Irna Humaira menyebut hand sanitizer yang dihasilkan ditambah dengan ekstrak minyak atsiri jeruk untuk menyamarkan bau alkohol.
“Ekstrak minyak atsiri jeruk itu sebagai aroma wewangian dan sekaligus meminimalkan bau alkohol yang cukup menyengat,” katanya.
Menurutnya formula tersebut bisa dibagikan kepada siapa yang membutuhkan sehingga bisa meracik sendiri.
Irna menambahkan, LL DIKTI wilayah X membuka ruang untuk lembaga atau instansi lain jika ingin memproduksi hand sanitizer. Tim ahli yang ada di laboratorium, siap membantu pihak terkait jika memang ingin memproduksinya
Tetapi sesuai dengan prosedur yang ada, harus mengajukan surat permohonan terlebih dahulu.*
Baca juga: Pasien COVID-19 asal Depok ungkapkan kesembuhannya
Baca juga: Kunci cegah merebaknya virus corona patuhi imbauan pemerintah
Baca juga: Filipina larang keras lansia, orang sakit dan ibu hamil ke luar rumah
“Ada keterbatasan bahan baku. Tapi kita sudah produksi puluhan liter. Mudah-mudahan Senin bisa dibagikan gratis pada masyarakat,”kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dihubungi dari Padang, Jumat.
Menurutnya bahan baku yang didapatkan dari salah satu distributor di Padang yaitu PT. Novalindo Jaya Utama sebanyak pilihan liter telah didistribusikan ke laboratorium LL DIKTI untuk diracik.
Baca juga: Akibat corona, Festival Film Cannes ditunda
Agar hasilnya maksimal, hand sanitizer itu harus diendapkan tiga hari sebelum bisa digunakan oleh masyarakat.
Nasrul menyebut hand sanitizer menjadi salah satu kebutuhan masyarakat saat ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Namun, keberadaannya di pasaran sudah sangat langka.
Beberapa jenis hand sanitizer yang dijual pedagang, termasuk di media sosial ada yang tidak jelas produsen apalagi standarisasinya. Harganya juga saat mahal mencapai Rp270 ribu per botol.
"Hand sanitizer yang diracik di laboratorium LL DIKTI wilayah X ini sudah standar WHO jadi aman digunakan," katanya.
Untuk proses pembuatan pihak laboratorium LL DIKTI tidak membutuhkan waktu lama karena fasilitas laboratorium dan tenaga ahli sudah ada. Tinggal menyediakan bahan baku saja.
Baca juga: Pangeran Albert dari Monaco dinyatakan positif corona
“Hand sanitizer ini kita upayakan bisa terus diproduksi, dikemas dalam botol spray kecil dan dibagikan gratis pada masyarakat," ujarnya.
Ia berharap seluruh lembaga yang memiliki laboratorium analisis, untuk dapat memproduksi hand sanitizer setidaknya untuk kebutuhan internal.
Analis laboratorium LL DIKTI Wilayah X, Irna Humaira menyebut hand sanitizer yang dihasilkan ditambah dengan ekstrak minyak atsiri jeruk untuk menyamarkan bau alkohol.
“Ekstrak minyak atsiri jeruk itu sebagai aroma wewangian dan sekaligus meminimalkan bau alkohol yang cukup menyengat,” katanya.
Menurutnya formula tersebut bisa dibagikan kepada siapa yang membutuhkan sehingga bisa meracik sendiri.
Irna menambahkan, LL DIKTI wilayah X membuka ruang untuk lembaga atau instansi lain jika ingin memproduksi hand sanitizer. Tim ahli yang ada di laboratorium, siap membantu pihak terkait jika memang ingin memproduksinya
Tetapi sesuai dengan prosedur yang ada, harus mengajukan surat permohonan terlebih dahulu.*
Baca juga: Pasien COVID-19 asal Depok ungkapkan kesembuhannya
Baca juga: Kunci cegah merebaknya virus corona patuhi imbauan pemerintah
Baca juga: Filipina larang keras lansia, orang sakit dan ibu hamil ke luar rumah