Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali, Wayan Koster memutuskan untuk menunda pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMK yang semula dijadwalkan akan berlangsung dari 16 hingga 19 Maret 2020.
"Mencermati situasi dan kondisi terkini (terkait COVID-19), dalam rapat yang berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, pada Minggu (15/3) pukul 20.30 Wita, telah diputuskan Bapak Gubernur untuk penundaan UNBK SMK, sampai dengan pengumuman lebih lanjut," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa di Denpasar, Minggu malam.
Dalam rapat tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sekda Bali, Dewa Made Indra, Kadisdikpora Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah Provinsi Bali terkait.
"Selain penundaan UNBK SMK, juga diputuskan proses pembelajaran bagi siswa SMA/SMK/SLB dilaksanakan dengan sistem dalam jaringan (daring) atau online," ucap Boy.
Terkait dengan adanya perubahan tersebut yang sebelumnya Sekda Bali Dewa Made Indra mengatakan pelaksanaan UNBK tetap dilaksanakan sesuai jadwal, menurut Boy, dinamika sebuah penanggulangan wabah memang harus dinamis, sesuai dengan hasil rapat yang juga dihadiri Sekda Bali selaku Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19.
Sebelumnya Dewa Made Indra disela-sela kegiatan penyemprotan disinfektan di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar, Minggu pagi, menjelaskan pemerintah provinsi setempat belum mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa SMA/SMK di daerah itu karena belum melihat indikasi COVID-19 sampai menginfeksi banyak orang di Pulau Dewata.
"Kita tentu tidak bisa ikut-ikutan apa yang dilakukan daerah lain langsung kita ikut, 'kan tidak begitu. Semua harus dituntun berdasarkan perkembangan situasi," kata Dewa Indra.
Dewa Indra yang juga Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali menegaskan sampai dengan Minggu di Bali belum ada lagi yang positif COVID-19, selain satu yang sudah meninggal di RSUP Sanglah pada Rabu (11/3) dini hari.
"Hasil 'tracing' juga semua negatif," ucap pria yang juga mantan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali itu.
Sementara situasi yang ada sampai saat ini di Bali, pihaknya belum melihat indikasi COVID-19 menginfeksi banyak orang di Bali.
"Oleh karena itu, mari kita tetap tenang dan jaga kesehatan kita, lingkungan kita. Jadi sampai hari ini belum diambil kebijakan soal itu (meliburkan siswa-red)," ujar Dewa Indra dalam keterangan sebelumnya Minggu pagi.
"Mencermati situasi dan kondisi terkini (terkait COVID-19), dalam rapat yang berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, pada Minggu (15/3) pukul 20.30 Wita, telah diputuskan Bapak Gubernur untuk penundaan UNBK SMK, sampai dengan pengumuman lebih lanjut," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa di Denpasar, Minggu malam.
Dalam rapat tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sekda Bali, Dewa Made Indra, Kadisdikpora Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah Provinsi Bali terkait.
"Selain penundaan UNBK SMK, juga diputuskan proses pembelajaran bagi siswa SMA/SMK/SLB dilaksanakan dengan sistem dalam jaringan (daring) atau online," ucap Boy.
Terkait dengan adanya perubahan tersebut yang sebelumnya Sekda Bali Dewa Made Indra mengatakan pelaksanaan UNBK tetap dilaksanakan sesuai jadwal, menurut Boy, dinamika sebuah penanggulangan wabah memang harus dinamis, sesuai dengan hasil rapat yang juga dihadiri Sekda Bali selaku Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19.
Sebelumnya Dewa Made Indra disela-sela kegiatan penyemprotan disinfektan di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar, Minggu pagi, menjelaskan pemerintah provinsi setempat belum mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa SMA/SMK di daerah itu karena belum melihat indikasi COVID-19 sampai menginfeksi banyak orang di Pulau Dewata.
"Kita tentu tidak bisa ikut-ikutan apa yang dilakukan daerah lain langsung kita ikut, 'kan tidak begitu. Semua harus dituntun berdasarkan perkembangan situasi," kata Dewa Indra.
Dewa Indra yang juga Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali menegaskan sampai dengan Minggu di Bali belum ada lagi yang positif COVID-19, selain satu yang sudah meninggal di RSUP Sanglah pada Rabu (11/3) dini hari.
"Hasil 'tracing' juga semua negatif," ucap pria yang juga mantan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali itu.
Sementara situasi yang ada sampai saat ini di Bali, pihaknya belum melihat indikasi COVID-19 menginfeksi banyak orang di Bali.
"Oleh karena itu, mari kita tetap tenang dan jaga kesehatan kita, lingkungan kita. Jadi sampai hari ini belum diambil kebijakan soal itu (meliburkan siswa-red)," ujar Dewa Indra dalam keterangan sebelumnya Minggu pagi.