Bandarlampung (ANTARA) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang mengatakan bahwa pihaknya akan memfokuskan pengawasan terhadap penyebaran virus corona atau 2019-nCoV di jalur masuk laut di Pelabuhan Internasional Panjang, Kota Bandarlampung.
"Yang perlu kita ketahui kenapa fokus kami ke Pelabuhan Panjang sebab kapal dari mana pun langsung masuk ke sini termasuk dari China," kata Kepala KKP Kelas II Panjang, Marjunet, di Bandarlampung, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa di Pelabuhan Panjang yang bersentuhan langsung dengan negara luar negeri dalam satu hari ada saja kapal yang bersandar di sana dan untuk kapal dari China biasanya 10 atau 12 hari sekali bersandar di pelabuhan dengan membawa paling sedikitnya 22 orang kru.
"Kru ini bila mereka bersandar paling lamannya tujuh hari untuk kembali lagi ke negara asal dan dalam masa menunggu ini awak kapal tersebut sering keluar kapal untuk mencari makanan, sehingga ini menjadi hal yang rentan dan dibutuhkan perhatian lebih di pelabuhan panjang," kata dia.
Ia mengatakan bukan saja orang-orangnya yang akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas saat mereka bersandar di sana, akan tetapi barang bawaannya juga akan dicek apakah sudah terpapar virus tersebut atau belum sehingga yang dibawa dan dimasukkan ke Lampung adalah barang yang benar-benar aman.
"Tugas kami mengecek orangnya dan nanti dari balai pertanian atau perikanan akan mengecek barang bawaan mereka," kata dia.
Marjunet mengatakan hal yang serupa akan dilakukan di Bandara Radin Inten walaupun di sana belum ada jalur penerbangan langsung ke negara Tiongkok.
"Pada dasarnya pengamanan dan pengawasan akan dilakukan di jalur kedatangan baik itu laut maupun udara untuk mengantisipasi penyebaran virus ini," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa orang yang akan menuju Lampung melalui Bandara Radin Inten tentunya mereka akan transit terlebih dahulu ke Bandara Sukarno-Hatta dan di sana pihak terkait sudah melakukan pemasangan alat thermal scanner sehingga mereka yang berkunjung kemari sudah bisa dikatakan lulus uji.
Namun, karena virus ini memiliki masa inkubasi yang panjang maka pihaknya pun akan memberikan pengawasan dan memeriksa tamu kedatangan khususnya yang habis berpergian dari negara China.
"Yang menjadi sulit untuk mendeteksi virus ini adalah karena ia memiliki masa inkubasi yang relatif panjang yakni 14 hari. Mungkin saja orang tersebut saat diperiksa oleh alat deteksi di bandara negatif tapi kita tidak tahu besoknya mereka memiliki gejala tersebut," jelasnya.
Sehingga, pihaknya akan melakukan wawancara kepada tamu kedatangan dan melihat riwayat perjalanan mereka. Apabila mereka pernah transit ke negara yang sedang mewabah virus itu petugas akan memberikan data mereka ke Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk memantau kesehatannya selama masa inkubasi.
"Bila nanti selama masa inkubasi mereka diduga dan dirasa perlu observasi lebih lanjut kami telah menyiapkan kapsul evakuasi dan orang tersebut akan dibawa ke rumah sakit yang telah siap dan lengkap peralatannya," kata dia.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik sebab di Lampung sejauh ini masih dalam kategori aman dan belum ditemukan pasien yang mengidap virus ini.
"Walaupun masih tergolong aman dan belum ditemukan virus tersebut di sini kami akan selalu bersiaga dan bersiap se-dini mungkin dan dengan koordinasi dari pihak terkait, mudah-mudahan virus ini tidak sampai ke Lampung," kata dia.
"Yang perlu kita ketahui kenapa fokus kami ke Pelabuhan Panjang sebab kapal dari mana pun langsung masuk ke sini termasuk dari China," kata Kepala KKP Kelas II Panjang, Marjunet, di Bandarlampung, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa di Pelabuhan Panjang yang bersentuhan langsung dengan negara luar negeri dalam satu hari ada saja kapal yang bersandar di sana dan untuk kapal dari China biasanya 10 atau 12 hari sekali bersandar di pelabuhan dengan membawa paling sedikitnya 22 orang kru.
"Kru ini bila mereka bersandar paling lamannya tujuh hari untuk kembali lagi ke negara asal dan dalam masa menunggu ini awak kapal tersebut sering keluar kapal untuk mencari makanan, sehingga ini menjadi hal yang rentan dan dibutuhkan perhatian lebih di pelabuhan panjang," kata dia.
Ia mengatakan bukan saja orang-orangnya yang akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas saat mereka bersandar di sana, akan tetapi barang bawaannya juga akan dicek apakah sudah terpapar virus tersebut atau belum sehingga yang dibawa dan dimasukkan ke Lampung adalah barang yang benar-benar aman.
"Tugas kami mengecek orangnya dan nanti dari balai pertanian atau perikanan akan mengecek barang bawaan mereka," kata dia.
Marjunet mengatakan hal yang serupa akan dilakukan di Bandara Radin Inten walaupun di sana belum ada jalur penerbangan langsung ke negara Tiongkok.
"Pada dasarnya pengamanan dan pengawasan akan dilakukan di jalur kedatangan baik itu laut maupun udara untuk mengantisipasi penyebaran virus ini," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa orang yang akan menuju Lampung melalui Bandara Radin Inten tentunya mereka akan transit terlebih dahulu ke Bandara Sukarno-Hatta dan di sana pihak terkait sudah melakukan pemasangan alat thermal scanner sehingga mereka yang berkunjung kemari sudah bisa dikatakan lulus uji.
Namun, karena virus ini memiliki masa inkubasi yang panjang maka pihaknya pun akan memberikan pengawasan dan memeriksa tamu kedatangan khususnya yang habis berpergian dari negara China.
"Yang menjadi sulit untuk mendeteksi virus ini adalah karena ia memiliki masa inkubasi yang relatif panjang yakni 14 hari. Mungkin saja orang tersebut saat diperiksa oleh alat deteksi di bandara negatif tapi kita tidak tahu besoknya mereka memiliki gejala tersebut," jelasnya.
Sehingga, pihaknya akan melakukan wawancara kepada tamu kedatangan dan melihat riwayat perjalanan mereka. Apabila mereka pernah transit ke negara yang sedang mewabah virus itu petugas akan memberikan data mereka ke Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk memantau kesehatannya selama masa inkubasi.
"Bila nanti selama masa inkubasi mereka diduga dan dirasa perlu observasi lebih lanjut kami telah menyiapkan kapsul evakuasi dan orang tersebut akan dibawa ke rumah sakit yang telah siap dan lengkap peralatannya," kata dia.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik sebab di Lampung sejauh ini masih dalam kategori aman dan belum ditemukan pasien yang mengidap virus ini.
"Walaupun masih tergolong aman dan belum ditemukan virus tersebut di sini kami akan selalu bersiaga dan bersiap se-dini mungkin dan dengan koordinasi dari pihak terkait, mudah-mudahan virus ini tidak sampai ke Lampung," kata dia.