Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengimbau kalangan industri pariwisata di daerah itu untuk tidak resah terkait penyebaran virus corona dari China karena pemerintah setempat sudah mengambil sejumlah langkah antisipasi dan deteksi dini.
"Saat ini, kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk untuk melakukan deteksi dini guna mengantisipasi penyebaran virus tersebut ke Bali," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa di Denpasar, Kamis.
Langkah antisipatif yang dilakukan pihaknya diantaranya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan otoritas Bandara Ngurah Rai untuk memasang alat pendeteksi suhu tubuh di pintu kedatangan.
"Seperti yang kita ketahui bahwa virus tersebut memang berasal dari China, jadi kita melakukan pengawasan intensif kepada wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu," ujar Astawa.
Baca juga: Dispar Badung Bali targetkan 6,2 juta kunjungan turis asing
Bahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah berkoordinasi dengan berbagai rumah sakit di Bali, baik rumah sakit umum maupun swasta untuk selalu siap jika ada wisatawan yang dicurigai atau "suspect" menderita virus tersebut.
"Jadi, Dinas Kesehatan sudah bersurat ke rumah sakit, untuk selalu siap jika nanti ada wisatawan yang suspect virus corona," ujarnya
Untuk menyosialisasikan berbagai langkah antisipasi tersebut, Astawa juga mengaku telah mengirim edaran ke berbagai pemangku kepentingan pariwisata, sejumlah konsulat jenderal yang ada di Bali serta industri pariwisata Bali.
"Kami tidak ingin pelaku pariwisata menjadi resah karena isu ini. Bagaimana pun kita harus tenang agar pariwisata Bali tetap kondusif," ucap mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali itu.
Langkah tersebut diambil untuk menghindari kesimpangsiuran informasi di kalangan industri pariwisata. Sementara edaran ke Konjen diharapkan bisa memberi pemahanan kepada wisatawan asing yang bukan berasal dari China untuk tidak takut datang ke Bali.
Menanggapi tentang pembatasan wisatawan China seperti yang diambil oleh Pemerintah Thailand, sampai saat ini Astawa mengaku belum mengambil langkah tersebut.
Baca juga: BNPB inginkan Bali contoh rujukan pariwisata aman bencana
Pihaknya masih menyambut wisatawan China, apalagi nanti akan ada Festival Kintamani yang menceritakan tentang akulturasi budaya Bali dan China.
Hanya saja, ia mengaku pihaknya tetap waspada dengan memasang alat pendeteksi dini serta menurunkan personel untuk memeriksa wisatawan yang dicurigai.
"Kami nanti akan pantau langsung di bandara dan akan memeriksa langsung wisatawan yang dicurigai suspect virus tersebut, jika mereka berkenan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan sudah bertemu dengan Konsul Jenderal China di Denpasar.
Agung Partha mengatakan pihak Konjen China sangat mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan pelaku pariwisata.
"Mereka tidak masalah dan mengerti jika kita membatasi wisatawan China ke Bali karena masalah virus corona ini semakin besar dan luas seperti virus SARS dulu. Apalagi sebentar lagi adalah libur Imlek, banyak wisatawan China yang akan berkunjung ke Bali. Namun, semoga hal itu tidak sampai terjadi," ucapnya
Itu karena wisatawan yang ke Bali tidak hanya dari China saja. Industri pariwisata dalam hal ini juga harus berpikir panjang demi kepentingan pariwisata Bali ke depan.
"Kami tidak ingin karena masalah ini, banyak wisatawan dari luar China yang enggan berkunjung ke Bali," ucapnya.
"Saat ini, kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk untuk melakukan deteksi dini guna mengantisipasi penyebaran virus tersebut ke Bali," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa di Denpasar, Kamis.
Langkah antisipatif yang dilakukan pihaknya diantaranya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan otoritas Bandara Ngurah Rai untuk memasang alat pendeteksi suhu tubuh di pintu kedatangan.
"Seperti yang kita ketahui bahwa virus tersebut memang berasal dari China, jadi kita melakukan pengawasan intensif kepada wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu," ujar Astawa.
Baca juga: Dispar Badung Bali targetkan 6,2 juta kunjungan turis asing
Bahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah berkoordinasi dengan berbagai rumah sakit di Bali, baik rumah sakit umum maupun swasta untuk selalu siap jika ada wisatawan yang dicurigai atau "suspect" menderita virus tersebut.
"Jadi, Dinas Kesehatan sudah bersurat ke rumah sakit, untuk selalu siap jika nanti ada wisatawan yang suspect virus corona," ujarnya
Untuk menyosialisasikan berbagai langkah antisipasi tersebut, Astawa juga mengaku telah mengirim edaran ke berbagai pemangku kepentingan pariwisata, sejumlah konsulat jenderal yang ada di Bali serta industri pariwisata Bali.
"Kami tidak ingin pelaku pariwisata menjadi resah karena isu ini. Bagaimana pun kita harus tenang agar pariwisata Bali tetap kondusif," ucap mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali itu.
Langkah tersebut diambil untuk menghindari kesimpangsiuran informasi di kalangan industri pariwisata. Sementara edaran ke Konjen diharapkan bisa memberi pemahanan kepada wisatawan asing yang bukan berasal dari China untuk tidak takut datang ke Bali.
Menanggapi tentang pembatasan wisatawan China seperti yang diambil oleh Pemerintah Thailand, sampai saat ini Astawa mengaku belum mengambil langkah tersebut.
Baca juga: BNPB inginkan Bali contoh rujukan pariwisata aman bencana
Pihaknya masih menyambut wisatawan China, apalagi nanti akan ada Festival Kintamani yang menceritakan tentang akulturasi budaya Bali dan China.
Hanya saja, ia mengaku pihaknya tetap waspada dengan memasang alat pendeteksi dini serta menurunkan personel untuk memeriksa wisatawan yang dicurigai.
"Kami nanti akan pantau langsung di bandara dan akan memeriksa langsung wisatawan yang dicurigai suspect virus tersebut, jika mereka berkenan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan sudah bertemu dengan Konsul Jenderal China di Denpasar.
Agung Partha mengatakan pihak Konjen China sangat mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan pelaku pariwisata.
"Mereka tidak masalah dan mengerti jika kita membatasi wisatawan China ke Bali karena masalah virus corona ini semakin besar dan luas seperti virus SARS dulu. Apalagi sebentar lagi adalah libur Imlek, banyak wisatawan China yang akan berkunjung ke Bali. Namun, semoga hal itu tidak sampai terjadi," ucapnya
Itu karena wisatawan yang ke Bali tidak hanya dari China saja. Industri pariwisata dalam hal ini juga harus berpikir panjang demi kepentingan pariwisata Bali ke depan.
"Kami tidak ingin karena masalah ini, banyak wisatawan dari luar China yang enggan berkunjung ke Bali," ucapnya.