Lampung Tengah (ANTARA) -
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Lampung, Selasa, memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha agribisnis yang telah menerapkan teknologi dan kemitraan dengan petani.
 
“Ini kita apresiasi. Hasil buahnya juga diekspor, dibagi keuntungannya dengan petani. Sapinya juga bisa untuk mendorong kecukupan daging,” kata Mentan di Instalasi Karantina Tumbuhan PT Great Giant Pineapple (GGP) di Kabupaten Lampung Tengah .
 
Mentan dalam kesempatan itu melepas ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Lampung senilai Rp181 miliar ke berbagai negara, seperti kopi biji, kayu manis, kelapa, karet, olahan nanas, tetes tebu, ampas kulit, olahan kelapa sawit, jagung, lada biji, kakao dan lengkuas.

“Saya ingin ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Lampung bisa meningkat. Harus tiga kali lipat,” ajaknya.

Baca juga: Mentan kunjungi GGP Lampung

Kepala Badan Karantina Pertanian Lampung, Ali Jamil yang mendampingi kunjungan kerja kali ini, mengungkapkan bahwa berdasarkan data lalu lintas ekspor di wilayah kerja Karantina Pertanian Lampung tercatat peningkatan volume ekspor sebesar 47 persen.

Tahun 2018 tercatat ekspor hanya 1.017 juta ton, sementara tahun ini hingga pertengahan Desember 2019 tercatat 1.495 ton atau meningkat 47,03 persen, terutama komoditas unggulan ekspor berupa kelapa sawit, tetes tebu, kopi biji, olahan nanas dan pisang.
 
Jamil juga mengapresiasi kinerja semua sektor karena pada tahun 2019 Provinsi Lampung juga telah merambah negara baru tujuan ekspor komoditas pertanian, diantaranya adalah komoditas pisang ke Bahrain, Rusia, Kazaktan dan Argentina. Sedangkan nanas irisan dari Lampung selama kurun waktu satu tahun terakhir telah merambah juga ke beberapa negara baru seperti Brazil, Kanada, Malta, Nigeria dan Rusia. Juga komoditas kopi Lampung yang mulai bisa masuk ke negara Albania.

Baca juga: PT GGP ekspor buah segar ke 60 negara
 

Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024