Bandar Lampung (ANTARA) - Kreativitas anak berkebutuhan khusus mampu menghasilkan produk dan karya bernilai jual dengan bimbingan, pelatihan dan perhatian khusus dari masyarakat.
"Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus meskipun punya kelemahan juga memiliki kelebihan berupa kreatifitas yang menghasilkan produk bernilai jual," ujar Saniyati, Kepala PKLK (Pendidikan Khusus Layanan Khusus) Growing Hope, Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, tidak hanya anak-anak yang memerlukan sosialisasi kepada masyarakat, tetapi masyarakat juga perlu mengenal dan memahami mereka bahwa ada anak yang berbeda dan berkebutuhan khusus yang perlu dipahami serta diperhatikan.
"Dengan perhatian dari masyarakat, anak-anak berkebutuhan khusus kini, menjadi bagian dari masyarakat yang memiliki keterampilan, dan produk dari hasil kreatifitas menjadi salah satu bekal untuk mandiri di tengah masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, kini anak-anak berkebutuhan khusus dengan bimbingan dan perhatian mampu menciptakan berbagai produk seperti berbagai makanan ringan, kue, minuman, hingga batik, menjahit dan lukisan.
"Kami bekerja sama dengan banyak pihak mencoba mengembangkan bakat anak-anak berkebutuhan khusus, dan terciptalah berbagai produk seperti minuman rosella soda, makanan ringan, kue, batik pelepah pisang, dan lukisan yang semuanya bernilai jual," katanya.
Menurutnya, animo masyarakat akan produk hasil kreatifitas anak berkebutuhan khusus sangatlah besar, terlihat dalam sehari mampu terjual 10 hingga 15 gelas minuman yang dijual dengan harga Rp10.000 per gelas, dan untuk makanan dalam sehari mampu terjual sebanyak 20 plastik di bandrol dengan harga berkisar Rp5.000 hingga Rp15.000 per plastik.
Baca juga : UMKM Batik Lampung berdayakan kaum disabilitas
Produk yang dihasilkan oleh anak berkebutuhan khusus tidak hanya menjadi barang pajangan atau konsumsi pribadi namun mampu di distribusikan kepada masyarakat melalui media sosial dan juga jasa pesan antar.
"Hasil produksi anak-anak, dipasarkan melalui media sosial, kita jual di pameran, dan melalui jasa pesan antar. Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa anak berkebutuhan khusus dengan kreatifitasnya mampu menjadi SDM yang unggul dan mandiri," ujar Hana salah seorang staf pengajar.
Menurutnya, anak berkebutuhan khusus tidaklah menjadi beban di masyarakat melainkan dapat menjadi bagian masyarakat yang mampu bekerja dan mandiri dengan banyak peluang bisnis dan produk dari hasil kreatifitas.
"Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus meskipun punya kelemahan juga memiliki kelebihan berupa kreatifitas yang menghasilkan produk bernilai jual," ujar Saniyati, Kepala PKLK (Pendidikan Khusus Layanan Khusus) Growing Hope, Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, tidak hanya anak-anak yang memerlukan sosialisasi kepada masyarakat, tetapi masyarakat juga perlu mengenal dan memahami mereka bahwa ada anak yang berbeda dan berkebutuhan khusus yang perlu dipahami serta diperhatikan.
"Dengan perhatian dari masyarakat, anak-anak berkebutuhan khusus kini, menjadi bagian dari masyarakat yang memiliki keterampilan, dan produk dari hasil kreatifitas menjadi salah satu bekal untuk mandiri di tengah masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, kini anak-anak berkebutuhan khusus dengan bimbingan dan perhatian mampu menciptakan berbagai produk seperti berbagai makanan ringan, kue, minuman, hingga batik, menjahit dan lukisan.
"Kami bekerja sama dengan banyak pihak mencoba mengembangkan bakat anak-anak berkebutuhan khusus, dan terciptalah berbagai produk seperti minuman rosella soda, makanan ringan, kue, batik pelepah pisang, dan lukisan yang semuanya bernilai jual," katanya.
Menurutnya, animo masyarakat akan produk hasil kreatifitas anak berkebutuhan khusus sangatlah besar, terlihat dalam sehari mampu terjual 10 hingga 15 gelas minuman yang dijual dengan harga Rp10.000 per gelas, dan untuk makanan dalam sehari mampu terjual sebanyak 20 plastik di bandrol dengan harga berkisar Rp5.000 hingga Rp15.000 per plastik.
Baca juga : UMKM Batik Lampung berdayakan kaum disabilitas
Produk yang dihasilkan oleh anak berkebutuhan khusus tidak hanya menjadi barang pajangan atau konsumsi pribadi namun mampu di distribusikan kepada masyarakat melalui media sosial dan juga jasa pesan antar.
"Hasil produksi anak-anak, dipasarkan melalui media sosial, kita jual di pameran, dan melalui jasa pesan antar. Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa anak berkebutuhan khusus dengan kreatifitasnya mampu menjadi SDM yang unggul dan mandiri," ujar Hana salah seorang staf pengajar.
Menurutnya, anak berkebutuhan khusus tidaklah menjadi beban di masyarakat melainkan dapat menjadi bagian masyarakat yang mampu bekerja dan mandiri dengan banyak peluang bisnis dan produk dari hasil kreatifitas.