Badung (ANTARA) - Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, mengemas Tradisi Mekotek yang merupakan tradisi asli desa tersebut menjadi suatu bentuk garapan fragmentari yang dapat menjadi suatu atraksi wisata.

"Desa Munggu telah ditetapkan sebagai Desa Wisata sesuai dengan Peraturan Bupati Badung No. 47 tahun 2010, untuk itu kami mencoba mengemas tradisi Mekotek dalam bentuk fragmentari yang kami suguhkan selama wisatawan domestik maupun mancanegara yang menginap di wilayah Desa Wisata Munggu," ujar Ketua Panitia Putu Suarda, di Mangupura, Senin.
Baca juga: Pemandu wisata arung jeram diajak wujudkan wisata air lebih berkualitas

Ia mengatakan, Mekotek merupakan tradisi unik yang hanya ada di Desa Munggu yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali oleh para pemuda setempat pada Hari Raya Kuningan.

Gagasan untuk mengemas garapan fragmentari Mekotek diawali oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat sebagai sumber daya manusia penggerak Desa Wisata Munggu.

Baca juga: Pemprov Bali berikan "Desa Wisata Award" bagi desa berprestasi

Ia menjelaskan selain sebagai atraksi bagi wisatawan, garapan fragmentari dari tradisi Mekotek tersebut diharapkan dapat melestarikan dan meningkatkan budaya yang ada di desa itu.

"Kami ingin mengarahkan para pemuda untuk melakukan kegiatan positif yang juga dapat meningkatkan perekonomian di Desa Munggu," katanya.

Ia menambahkan garapan fragmentari itu dipercayakan oleh Listibya Desa Munggu kepada para seniman yang tergabung dalam Sanggar Seni Semeton Barong yang dipimpinan oleh Putu Eka Darmayasa dari Banjar Kerobokan, Munggu.
Baca juga: "Fishing competition" di Lovina-Bali jadi atraksi wisata bahari

Sementara itu, Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pagelaran fragmentari Mekotek tersebut.

Menurutnya, selain dalam upaya tetap melestarikan potensi seni dan budaya, garapan itu juga mampu menjadi atraksi wisata unggulan di Desa Munggu.

"Kami menyambut baik pagelaran fragmentari Mekotek di Desa Munggu ini, namun kami harapkan kemasan atraksi wisata itu juga tetap menjaga kesakralan dari budaya Mekotek," ujarnya.*
 

Pewarta : Naufal Fikri Yusuf
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024