Singaraja (ANTARA) - Lomba mancing atau "Fishing competition" di laut Lovina, Buleleng, Bali, yang diselingi dengan menyaksikan atraksi lumba-lumba dan melihat ikan hias dari atas perahu, menjadi atraksi baru untuk mengembangkan potensi wisata bahari.
Sekretaris Camat Banjar, Buleleng, yang sekaligus menjadi ketua panitia lomba, Cok Aditya WP, di Singaraja, Minggu, mengatakan fishing competition adalah bagian dari Pegelaran Seni dan Budaya Rakyat Banjar (Pasraja), Buleleng, yang dilaksanakan di perairan Pantai Lovina pada Sabtu sekitar pukul 05.00 wita.
"Pagi-pagi sekali para peserta diantar oleh nelayan dengan perahunya ke tengah laut," kata Cok Aditya tentang perairan yang selama ini dikenal sebagai kawasan wisata di Bali utara itu.
Cok Aditya mengatakan, peserta lomba mancing itu jumlahnya 73 orang dari berbagai kabupaten di Bali dan beberapa di antaranya adalah wisatawan asing, yakni dari Malaysia dan Belanda.
Pihak panitia memberikan batasan waktu kepada para peserta lomba selama 6 jam lebih berada di tengah lautan untuk memancing di lokasi spot (area) laut yang sudah ditentukan. "Sekitar pukul 11.00 para penghobi mancing sudah harus kembali ke dataran," katanya.
Menurut Cok Aditya, tujuan utama lomba ini memang untuk promosi wisata bahari terutama wisata dolpin dan terumbu karang.
"Yang kami tawarkan adalah lomba mancing dengan bonus berwisata menyaksikan dolphin, karena dilaksanakan pada pagi hari ketika dolpin sedang keluar di tengah laut. Selain itu dari perahu saat memancing juga bisa melihat terumbu karang di air jernih dan melihat ikan hias, seperti ikan zebra di perairan Kaliasem," katanya.
Hasil lomba, kata Cok Aditya, sekitar 50 kilogram ikan berhasil ditangkap oleh peserta lomba. Dengan jenis ikan kerapu, amer jack, layur, tuna dan ikan jenis lainnya. Hadiah bagi peserta lomba diberikan sejumlah uang berkisar antara Rp1 hingga Rp2 juta tergantung yang berat ikan yang ditangkap.
"Ke depan, karena melihat antusias peserta yang cukup tinggi, kami sudah melakukan koordinasi dengan kepala desa di kawasan pesisir Kecamatan Banjar dan mereka menyambut positif sehingga kegiatan fishing competition akan terus dilakukan setiap tahun," katanya.
Tahun depan, kata Cok Aditya, mungkin konsepnya agak sedikit berbeda dengan membuat konsep bahari festival. "Jadi, tangkapan ikan hasil mancing akan diolah langsung sebagai makanan dan dapat dinikmati oleh kalangan wisatawan yang datang ke pantai Lovina," ujarnya.
Sementara itu, Dedy Ardana dari komunitas pemancing North Bali Anglers yang menang dengan tangkapan ikan seberat 13,2 kilogram itu menilai lokasi spot mancing di Kaliasem, Banjar, cukup membuatnya menantang dan cukup bagus untuk sebuah lomba mancing.
"Terbukti banyak ikan yang menyantap umpan pada kail pancing miliknya. Pada kedalaman 150, baru berhasil saya tangkap ikan dengan jenis dog tooth tuna. Sekitar 20 menit waktu baru dapat terangkat ke atas perahu," tuturnya.
Baginya perlu ada teknik khusus untuk menangkap ikan seberat 13,2 kilogram. Banyak variasi teknik mulai dari dasar (jig) dan jigging. "Kalau tadi saya tangkap ikan jenis dog tooth tuna dengan teknik dasar," ucapnya.
Dia berharap kegiatan fishing competition terus dapat digelar oleh Pemkab Buleleng mengingat mulai banyak komunitas pemancing di Buleleng dan antusias peserta yang tinggi.
"Kami harap kegiatan ini terus berlanjut, terutama untuk menciptakan daya tarik wisata bahari yang baru di Bali utara," katanya.
Sekretaris Camat Banjar, Buleleng, yang sekaligus menjadi ketua panitia lomba, Cok Aditya WP, di Singaraja, Minggu, mengatakan fishing competition adalah bagian dari Pegelaran Seni dan Budaya Rakyat Banjar (Pasraja), Buleleng, yang dilaksanakan di perairan Pantai Lovina pada Sabtu sekitar pukul 05.00 wita.
"Pagi-pagi sekali para peserta diantar oleh nelayan dengan perahunya ke tengah laut," kata Cok Aditya tentang perairan yang selama ini dikenal sebagai kawasan wisata di Bali utara itu.
Cok Aditya mengatakan, peserta lomba mancing itu jumlahnya 73 orang dari berbagai kabupaten di Bali dan beberapa di antaranya adalah wisatawan asing, yakni dari Malaysia dan Belanda.
Pihak panitia memberikan batasan waktu kepada para peserta lomba selama 6 jam lebih berada di tengah lautan untuk memancing di lokasi spot (area) laut yang sudah ditentukan. "Sekitar pukul 11.00 para penghobi mancing sudah harus kembali ke dataran," katanya.
Menurut Cok Aditya, tujuan utama lomba ini memang untuk promosi wisata bahari terutama wisata dolpin dan terumbu karang.
"Yang kami tawarkan adalah lomba mancing dengan bonus berwisata menyaksikan dolphin, karena dilaksanakan pada pagi hari ketika dolpin sedang keluar di tengah laut. Selain itu dari perahu saat memancing juga bisa melihat terumbu karang di air jernih dan melihat ikan hias, seperti ikan zebra di perairan Kaliasem," katanya.
Hasil lomba, kata Cok Aditya, sekitar 50 kilogram ikan berhasil ditangkap oleh peserta lomba. Dengan jenis ikan kerapu, amer jack, layur, tuna dan ikan jenis lainnya. Hadiah bagi peserta lomba diberikan sejumlah uang berkisar antara Rp1 hingga Rp2 juta tergantung yang berat ikan yang ditangkap.
"Ke depan, karena melihat antusias peserta yang cukup tinggi, kami sudah melakukan koordinasi dengan kepala desa di kawasan pesisir Kecamatan Banjar dan mereka menyambut positif sehingga kegiatan fishing competition akan terus dilakukan setiap tahun," katanya.
Tahun depan, kata Cok Aditya, mungkin konsepnya agak sedikit berbeda dengan membuat konsep bahari festival. "Jadi, tangkapan ikan hasil mancing akan diolah langsung sebagai makanan dan dapat dinikmati oleh kalangan wisatawan yang datang ke pantai Lovina," ujarnya.
Sementara itu, Dedy Ardana dari komunitas pemancing North Bali Anglers yang menang dengan tangkapan ikan seberat 13,2 kilogram itu menilai lokasi spot mancing di Kaliasem, Banjar, cukup membuatnya menantang dan cukup bagus untuk sebuah lomba mancing.
"Terbukti banyak ikan yang menyantap umpan pada kail pancing miliknya. Pada kedalaman 150, baru berhasil saya tangkap ikan dengan jenis dog tooth tuna. Sekitar 20 menit waktu baru dapat terangkat ke atas perahu," tuturnya.
Baginya perlu ada teknik khusus untuk menangkap ikan seberat 13,2 kilogram. Banyak variasi teknik mulai dari dasar (jig) dan jigging. "Kalau tadi saya tangkap ikan jenis dog tooth tuna dengan teknik dasar," ucapnya.
Dia berharap kegiatan fishing competition terus dapat digelar oleh Pemkab Buleleng mengingat mulai banyak komunitas pemancing di Buleleng dan antusias peserta yang tinggi.
"Kami harap kegiatan ini terus berlanjut, terutama untuk menciptakan daya tarik wisata bahari yang baru di Bali utara," katanya.