Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan mendongkrak kinerja sektor konsumsi dan kredit modal kerja, karena banyaknya permintaan menjelang momen akhir tahun.

"Momentum Natal dan libur akhir tahun biasanya permintaan naik dan ini akan menstimulus kinerja ekonomi. Pada saat seperti itu upayanya dilakukan mulai dari sekarang," katanya di Jakarta, Jumat.

Wakil Direktur INDEF itu menambahkan penurunan suku bunga acuan akan lebih banyak mendorong sektor-sektor yang perputaran ekonominya berlangsung cepat seperti konsumsi dan modal kerja untuk perdagangan.

Ketika kinerja sektor itu meningkat, lanjut dia, maka akan turut menggairahkan pertumbuhan sektor riil yang biasanya akan terlihat sekitar tiga bulan setelah kebijakan moneter itu dikeluarkan.
Baca juga: Bank Indonesia kembali pangkas suku bunga acuan
Alumnus Pascasarjana Universitas Indonesia itu menilai keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sangat tepat saat ruang penurunan suku bunga masih terbuka.

Ia optimistis suku bunga acuan masih bisa diturunkan kembali hingga akhir tahun ini, karena tren saat ini menurun termasuk dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang menurunkan suku bunga acuannya.

Meski begitu, lanjut dia, Bank Indonesia juga perlu menjaga inflasi apabila suku bunga acuan ingin diturunkan kembali, terutama saat akhir tahun yang biasanya diwarnai permintaan sehingga berpotensi mendorong peningkatan inflasi.

Sebelumnya, pada Rapat Dewan Gubernur periode 18-19 September 2019 di Jakarta, Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 5,25 persen.

Keputusan BI menurunkan suku bunga acuan ini merupakan yang ketiga kalinya secara beruntun sejak Juli 2019.

Langkah tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah keyakinan bank sentral bahwa imbal hasil instrumen keuangan domestik tetap menarik dan inflasi yang tetap terjaga.

Baca juga: Di Tokyo Gubernur BI yakinkan investor Jepang untuk investasi

Pewarta : Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024