Semarang (ANTARA) - Gubernur Ganjar Pranowo bersama Gojek, perusahaan teknologi karya anak bangsa yang melayani angkutan transportasi melalui jasa ojek, untuk merealisasikan "smart province" sebagai implementasi Peraturan Daerah Penyelenggaraan Provinsi Cerdas di Jawa Tengah.

"Prinsipnya untuk menerapkan sistem pelayanan mudah, murah, dan cepat. Juga seiring perkembangan zaman, digitalisasi tidak akan terhindarkan," kata Ganjar saat berkunjung ke Kantor Pusat Gojek di Kawasan Blok M Jakarta, Jumat.

Konsep Provinsi Cerdas itu meliputi lingkungan tempat tinggal yang layak (smart society), harmonisasi tata ruang (smart living), sekaligus sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat (smart economy).

Perda Provinsi Cerdas tersebut juga untuk peningkatan daya tarik wisata (smart branding), pengembangan tata kelola hutan, sampah, limbah, energi (smart environment), serta pelayanan publik yang mudah, murah, cepat, dan tuntas melalui SPBE (smart government) yang juga akan menjadi konsep penerapannya.

Menurut Ganjar, seluruh konsep tersebut diterapkan dengan basis informatika teknologi dan apa yang telah dilakukan Gojek, lewat platform-platform yang tersedia bisa disinergikan dengan hal-hal itu.

"Apa dilakukan kawan-kawan di Gojek ini sangat menginspirasi karena bisa menyelesaikan banyak persoalan, agar lebih mudah dalam operasionalnya maka jalinan kerja sama ini dibutuhkan dan tidak menutup kemungkinan akan bekerja sama dengan platform lainnya," ujarnya.

Saat ini di Jawa Tengah, Gojek telah menjalin kerja sama dengan Trans Semarang serta pembayaran pajak.

Oleh karena itu, dalam waktu dekat Jawa Tengah diakui sebagai provinsi yang siap untuk menerapkan "smart province".

Pendiri sekaligus CEO Gojek Nadiem Makarim mengatakan banyak hal yang bisa direlasikan antara Provinsi Jawa Tengah dengan pihaknya.

"Secara garis besar yang paling memungkinkan adalah sektor UMKM, transportasi, 'online' tiket wisata, pengangkutan, promosi kalender kegiatan, dan pajak," katanya.

Ia menyebutkan Gojek di Jawa Tengah telah menggandeng kemitraan dengan 30 ribu pelaku UMKM, 100 ribu go-ride, dan 30 ribu go-car.

Hal tersebut juga didukung dengan banyaknya transaksi yang dilakukan, bahkan per Agustus 2019 saja sudah tercatat sebanyak 4,1 juta transaksi.

"Namun ujung-ujungnya adalah pemberdayaan UMKM dan pelayanan karena dengan begitu taraf perekonomian serta layanan masyarakat akan naik," ujarnya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024