Lampung Timur (ANTARA) - Sembilan etnis di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung yang terdiri dari suku Lampung, Bugis, Batak, Bali, Minang, Palembang, Sunda,Jawa, Banten berkumpul bersama dalam suatu festival kebangsaan.

Festival Kebangsaan diselenggarakan oleh Pemda Lampung Timur di Kota Sukadana, Lampung Timur, Minggu (25/8) dalam rangka merajut persatuan dan kesatuan antaretnis yang tinggal di di daerah itu.

Bupati Lampung Timur Zaiful Bukhari dalam sambutannya mengatakan berterima kasih kepada sembilan etnis yang mengikuti festival kebangsaan tersebut.

Zaiful Bukhari mengatakan di daerahnya ditinggali beragam suku bangsa, dari suku asli dan pendatang. Sehubungan itu, Pemkab Lampung Timur bertekad menjaga kerukunannya dan pemerintah daerah mengayomi semuanya.

"Bapak Ibu ini semua adalah saudara saya, sehingga  saya  akan berdiri di tengah semua golongan," ujarnya.

Zaiful selanjutnya mengajak semua etnis di daerahnya bergandengan tangan membangun daerah.

"Mari kita bergandengan tangan bahu membahu membangun Lampung Timur," ajaknya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lampung Timur Syahrul Syah menjelaskan  tujuan digelar festival kebangsaan itu guna memberi pemahaman kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Lampung Timur bahwa ada keberagaman suku, adat, dan budaya hidup di Kabupaten Lampung Timur.

"Festival kebangsaan ini juga dalam rangka menjaga keharmonisan antaretnis, dan menciptakan kerukunan di tengah masyarakat," jelas Syahrul Syah.

Rangkaian acara festival kebangsaan adalah deklarasi kebangsaan oleh tokoh sembilan etnis bersama Forkopimda dan pawai kebudayaan menampilkan budaya setiap etnis.

Pawai Kebudayaan dengan berjalan kaki dimulai dari Nuwo Sesat (rumah adat Lampung) Kota Sukadana menuju lapangan Unyi, Kecamatan Sukadana.

Berikutnya setiap etnis menampilkan tari seni dan budayanya masing-masing, seperti Tari Sigeh Pengunten, Tari Kembang Telui dari suku Lampung dan Tari Piring dari Sumatera Barat.

Warga pun antusias menyaksikannya.

 

Pewarta : Muklasin
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024