Bandarlampung (Antara Lampung) - Produksi kopi robusta dari Provinsi Lampung pada tahun ini turun sekitar 30 hingga 40 persen akibat cuaca ekstrem pada tahun lalu.
         
"Tahun lalu curah hujan cukup tinggi sehingga merontokkan bunga bakal buah kopi dan mengakibatkan produksi tanaman kopi di Lampung khususnya Lampung Barat turun," kata Wakil Ketua Bidang Dalam Negeri Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Teddy Suryana, di Bandarlampung, Rabu.
         
Ia menyatakan bahwa ritme produksi kopi Lampung tahun ini juga berbeda dibandingkan tahun lalu, dengan kondisi tahun lalu produksinya merata. Sedangkan pada tahun ini produksi tanaman kopi tidak merata.
         
Menurutnya, tahun lalu produksi tanaman kopi di Lampung sporadis, artinya tanaman kopi hampir semuanya berbuah. Sedangkan pada tahun ini panennya berselang.
         
Dia menjelaskan, akibat cuaca ekstrem tersebut seharusnya panen kopi di Lampung berlangsung Juli, Agustus, dan September. Namun tahun ini panennya bisa mundur hingga November.  
    
"Panen selang itu contohnya bulan Agustus panen, nanti bulan berikutnya panen lagi, karena tidak semua batang kopi memiliki buah siap petik," ujarnya pula.
         
Teddy yang juga pengekspor kopi itu mengatakan, akibat cuaca ekstrem tersebut membuat panen tahun ini tidak maksimal.
         
Menurutnya, rata-rata produksi kopi di Lampung mencapai 1 ton per hektare, tetapi tahun ini turun 30 hingga 40 persen.

ANTARA


Pewarta : Agus Wira Sukarta
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024