Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung Irvan Ardiyanto merancang aplikasi indikasi mata rabun berbasis android untuk mendeteksi adanya gangguan sejak dini agar tidak mengganggu penglihatan.

Menurut mahasiswa IBI Darmajaya itu, di Bandarlampung, Senin, aplikasi yang dapat diinstal di telepon pintar berbasis android itu dapat diakses secara "offline" atau diluar jaringan.

Ia menjelaskan, aplikasi yang dirancang menggunakan Adobe Flash CS6, dilengkapi dengan tes buta warna dan advis (nasihat) untuk mata.

Aplikasi itu merupakan penelitian yang dilakukan Irvan sebagai skripsinya pada Jurusan Teknik Informatika IBI Darmajaya di bawah arahan dosen pembimbing Amnah SKom MTI.

"Era digital saat ini sangat membantu dan memudahan masyarakat, sehingga dengan menggunakan aplikasi tersebut, masyarakat yang sibuk atau tidak sempat mengecek daya penglihatannya di optik dapat dengan mudah mengetahui ada tidaknya indikasi mata rabun melalui `smartphone` androidnya kapan saja dan dimana saja," ujarnya pula.

Dia menjelaskan, saat pengguna (user) membuka aplikasi akan muncul halaman peringatan berisi informasi bahwa aplikasi tersebut tidak dimaksudkan untuk menggantikan pemeriksaan mata lengkap rutin yang dilakukan oleh ahli optik, dan disarankan mendapat tes mata penuh setelah menggunakannya.

Pada halaman utama terdapat delapan menu, yakni ketajaman visual, mata silinder, coba membaca, tes warna, advis, hasil, profil peneliti, dan "about" berisi tentang aplikasi.

"Setiap menu tes mata berisi instruksi dan pertanyaan. Instruksi yang harus dilakukan diantaranya menempatkan telepon genggang kira-kira 100 cm dan sejajar dari mata. Awali dengan mata kanan dan tutup mata kiri dilanjutkan sebaliknya. Melihat dengan kedua mata tanpa menyipitkannya," katanya menerangkan.

Menurutnya lagi, aplikasi ini dilengkapi menu advis berisi nasihat atau informasi dalam menjaga kesehatan mata di antaranya tentang makanan yang dikonsumsi, menjaga jarak pandang pada layar dan lainnya.

Menanggapi penelitian itu, dosen pembimbingnya Amnah SKom MTI mendukung dan mengapresiasi ide kreatif mahasiswa dalam merancang sebuah aplikasi yang dibutuhkan masyarakat.

"Perangkat lunak rancangan Irvan Ardiyanto cukup aplikatif sebagai alternatif bagi masyarakat untuk mengetahui daya penglihatannya yang dilengkapi tes buta warna dan advis mata. Akan lebih baik lagi jika disempurnakan dan dilengkapi latihan rileksasi mata," katanya lagi.

Ia mengungkapkan, Darmajaya membuka ruang bagi instansi pemerintah maupun swasta yang tertarik mengembangkan dan menerapkan penelitian mahasiswa dan dosen Darmajaya itu, agar manfaatnya lebih terasa bagi masyarakat.(Ant)

Pewarta : Budisantoso Budiman
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024