Lampung Utara (ANTARA LAMPUNG) - Harga biji kopi di tingkat petani di Kecamatan Bukit Kemuning dan Tanjungraja Kabupaten Lampung Utara mengalami penurunan.

Menurut sejumlah petani dan pengumpul kopi pada dua kecamatan di Lampung Utara itu, Senin (24/6), penurunan harga kopi berlangsung dalam beberapa pekan ini sehingga saat ini harganya menjadi Rp15.000 hingga Rp16.000 per kg, dari sebelumnya masih pada kisaran harga Rp18.000 hingga Rp19.000 per kg.

Penurunan harga biji kopi itu selain karena faktor kualitas hasil panen buah kopi yang dihasilkan petani terutama kadar airnya, juga akibat kondisi panen saat ini sehingga umumnya pekebun di daerah ini telah melakukan pemanenan.

"Sekarang panen kopi di sini sudah sekitar sepertiganya," kata Syahril, Kepala Desa Tanjungbaru Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara.

Dia membenarkan saat ini terjadi penurunan harga pembelian biji kopi dari petani setempat, menjadi sekitar Rp16.000 per kg, dari semula masih di atas Rp18.000 per kg.

Penurunan harga biji kopi itu dibenarkan Bahrul, salah satu pengumpul kopi di Kecamatan Tanjungraja Lampung Utara.

Menurut dia, biji kopi dari petani akan dihargai Rp15.000 hingga Rp16.000 per kg dengan kualitas standar, kadar air sekitar 18--20 persen.

"Tapi biji kopi yang lebih kering dan kadar airnya makin rendah, akan dibeli dengan harga lebih mahal," kata dia lagi.

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta di Provinsi Lampung, selain Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus serta beberapa daerah lain di Lampung.

Namun saat ini menurut petani setempat, terjadi kecenderungan penurunan luas tanam kopi di daerah ini, dengan sebagian petani beralih membudidayakan singkong (ubi kayu) maupun tanaman karet.

Camat Tanjungraja M Nur membenarkan bahwa warga setempat masih mengandalkan hasil dari budidaya tanaman kopi dan beberapa komoditas pertanian serta perkebunan yang banyak dikembangkan petani setempat.

Namun belakangan petani mulai mengembangkan sejumlah tanaman produktif lain, selain kopi dan cengkeh, termasuk pihaknya akan mendorong setiap keluarga di kecamatan ini mulai menanam pepaya kalifornia dan kelengkeng.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Lampung Utara terjadi penurunan luas panen dan produksi tanaman kopi, pada tahun 2010 luas panen mencapai 21.412 ha dengan produksi mencapai 12.298 ton, mengalami penurunan tahun 2011 menjadi 17.403 ha, dengan produksi mencapai 8.637 ton.

Penurunan juga dialami komoditas pertanian dan perkebunan lainnya di Kabupaten Lampung Utara, seperti karet, lada, cengkeh, dan kelapa sawit.

Kabupaten Lampung Utara pernah dikenal sebagai salah satu penghasil utama lada, cengkeh, dan kopi di Lampung beberapa tahun lalu.

Pewarta :
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024