Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Dalam kondisi bangsa yang sedang karut-marut dilanda korupsi saat ini, para penyair harus dapat menggerakkan dengan kata-kata, menuliskan kepincangan dan ketidakadilan serta ikut menanamkan prinsip antikorupsi.

Penyair asal Lampung Isbedy Stiawan Z.S. saat dihubungi dari Bandarlampung, Senin (3/6), mengemukakan bahwa benang merah pada diskusi roadshow ke-2 Antologi Puisi Menolak Korupsi yang menghimpun 85 penyair Indonesia di halaman kantor DPRD Tegal dan Kampung Seni Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Jawa Tengah, yang menghadirkan Beni Setia dan Atmo Tan Sidik yang dipandu Wijanarko pada tanggal 1--2 Juni 2013.

Pada sesi tanya-jawab dialog itu, Isbedy menuturkan bahwa peserta mengajak penyair bukan hanya menulis puisi melainkan ditindaklanjuti dalam tindakan nyata (action).

Atas ajakan itu, penyair Sosiawan Leak, menegaskan bahwa tugas penyair dalam kehidupan sosial atau karut-marut bangsa ini adalah mewartakannya.

"Jangan tinggalkan 'makom' itu. Penyair bertugas menulis kepincangan dan ketidakadilan, bukan turun ke jalan sebagai pedemo. Penyair hanya menggerakkan melalui kata-katanya. Begitu pula, tugas pers yang tak perlu menjadi demonstran," ujar Leak yang jika di panggung selalu memukau itu.

Sementara itu, Beni Setia mengajak para sastrawan ikut menanamkan nilai antikorupsi agar penolakan terhadap tindak korupsi semakin kecil.

Ajakan pembacaan puisi menolak korupsi dapat melibatkan pelajar SMA dengan didukung banyak penyair.

"Tugas kita adalah membina generasi muda. Mereka ini secara dini perlu ditanamkan antikorusi sehingga bersih otaknya," ujar Isbedy pula.

Sejumlah penyair Indonesia membacakan puisinya yang bertema antikorupsi di Tegal, 1--2 Juni.

Isbedy, penyair Lampung yang terlibat dalam roadshow ke-2 Antologi Puisi Menolak Korupsi yang menhimpun 85 penyair Indonesia di halaman kantor DPRD Tegal dan Kampung Seni PAI Tegal menjelaskan, selain pembacaan puisi, juga menampikan diskusi.

Pembacaan puisi di halaman gedung DPRD Tegal pada hari Sabtu (1/6) malam sangat meriah. Sedikitnya 40-an penyair tuan rumah dan luar kota tampil di hadapan Wakil Wali Kota Tegal yang diwakili oleh Asisten II Pemkot Tegal.

Selain baca puisi, juga dihadirkan musikalisasi puisi, tari, dan monolog.

"Setelah Tegal, roadshow ini dilanjutkan ke Banjarbaru, Kalsel, Palu, dan Purworejo," ujar Sosiawan Leak selaku koordinator gagasan penerbitan antologi Puisi Menolak Korupsi ini.

Para penyair senior yang hadir, di antaranya Endang Supriadi, Isbedy Stiawan Z.S., Dharmadi, dan Beni Setia.



Pewarta :
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024