Pengamat olahraga: Masih ada PR di balik prestasi SEA Games 2025

id sea games thailand 2025,prestasi indonesia di sea games,peringkat kedua,pengamat,fritz simanjuntak

Pengamat olahraga: Masih ada PR di balik prestasi SEA Games 2025

Pemanah Indonesia Diananda Choirunisa membentangkan bendera Merah Putih usai mengalahkan pemanah Vietnam Huyen Diep Trieu pada final nomor panahan Recurve perorangan Putri SEA Games 2025 di Football Field 1, Sport Authority of Thailand, Hua Mak, Bang Kapi, Bangkok, Thailand, Rabu (17/12/2025). Diananda meraih medali emas setelah mengalahkan pemanah Vietnam Huyen Diep Trieu dengan skor 6–4. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

Sangat bagus ya, kita perlu mengapresiasi pencapaian para atlet, pelatih, ofisial, dan pemangku kepentingan lain

Jakarta (ANTARA) - Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak menyebut prestasi Indonesia dalam SEA Games 2025 Thailand disertai sejumlah pekerjaan rumah yang patut diperhatikan para pemangku kepentingan olahraga nasional.

Kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu, Fritz menyambut baik capaian Indonesia dalam SEA Games 2025 yang telah mengunci peringkat kedua klasemen medali dengan 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu.

"Sangat bagus ya, kita perlu mengapresiasi pencapaian para atlet, pelatih, ofisial, dan pemangku kepentingan lain," kata Fritz kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Fritz mengingatkan bahwa prestasi ini jadi pencapaian bersejarah karena Indonesia kali pertama dalam 30 tahun finis peringkat kedua klasemen perolehan medali saat tak menjadi tuan rumah SEA Games, setelah edisi 1995 di Chiang Mai, Thailand.

Selain itu, jumlah 91 medali emas edisi 2025 juga menjadi emas terbanyak Merah Putih saat tak menjadi tuan rumah SEA Games. Capaian terbaik sebelumnya terjadi 32 tahun lalu saat Indonesia juara umum SEA Games 1993 Singapura dengan 88 medali emas, 81 perak, dan 84 perunggu.

Menurut Fritz pencapaian-pencapaian itu patut diapresiasi, tetapi meminta pemangku kepentingan olahraga Indonesia tidak terlena.

Fritz mengingatkan dalam SEA Games 2025 dua cabang olahraga terukur yang patut mendapat perhatian besar yakni renang dan atletik.

"Harus dipersiapkan serius apalagi tahun depan ada Asian Games 2026 (Aichi-Nagoya), dan Olimpiade 2028 Los Angeles tidak terlalu lama lagi. Harus diperhatikan agar catatan waktu para atlet cukup untuk bisa lolos dan kalau memungkinkan medali," katanya.

Dari segi pemerintah, Fritz mendorong dua hal yang harus ditindaklanjuti pemerintah demi mendukung keberlanjutan pembinaan olahraga nasional.

Pertama, mewujudkan rencana besar dibangunnya sarana pusat latihan nasional yang memadai dan modern. Fritz mengingatkan bahwa hal ini telah menjadi pekerjaan besar pemerintah sejak masa lalu.

"Presiden Prabowo juga sudah mencanangkan. Semoga lekas terwujud karena penting agar atlet kita bisa memiliki dukungan fasilitas yang terpusat dan modern," ujar Fritz.

Kedua, memperbanyak frekuensi penyelenggaraan kejuaraan olahraga level internasional di Indonesia agar atlet dan talenta muda yang tengah dibina memperoleh jam terbang.

Menurut Fritz kompetisi adalah tolok ukur terbaik dalam menghitung seberapa jauh pembinaan prestasi olahraga telah berjalan dan menghadirkan persaingan level internasional bakal memberi wadah pengukuran yang lebih akurat.

"Saya berharap Menpora bisa mendorong para pengurus olahraga, PB-PB itu, supaya rutin membuat kompetisi internasional. Karena kalau kita menunggu SEA Games saja, Asian Games saja, jelas tidak cukup," katanya.

Secara khusus, Fritz menyebut penggalakan kompetisi bisa menjadi jawaban atas kerap terbengkalainya fasilitas-fasilitas olahraga yang sebelumnya mendadak dibangun untuk ajang multievent seperti Pekan Olahraga Nasional.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat sebut masih ada PR di balik prestasi SEA Games 2025

Pewarta :
Editor : Agus Wira Sukarta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.