Dewan Kesenian Lampung gelar diskusi untuk gali potensi sastra lokal

id dewan kesenian lampung,sastra lampung,budaya lokal

Dewan Kesenian Lampung gelar diskusi untuk gali potensi sastra lokal

Diskusi terpumpun bertajuk "Mak Lebon Lampung di Bumi: Sastra Lokal dan Warna Lokal Lampung". (ANTARA/HO-Istimewa)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam permasalahan sastra berbahasa Lampung maupun sastra yang bermuatan lokal Lampung.

Bandarlampung (ANTARA) - Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (DKL) bersama Dewan Kesenian Lampung Utara (DKLU) dan Dewan Kesenian Way Kanan (DKWK) menggelar diskusi terpumpun bertajuk "Mak Lebon Lampung di Bumi: Sastra Lokal dan Warna Lokal Lampung".

Ketua Komite Sastra DKL, Udo dalam pernyataan di Bandarlampung, Rabu, menjelaskan bahwa diskusi yang berlangsung di Kota Bumi dan Blambangan Umpu ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan yang telah dimulai sejak 2024.

Tahun lalu, diskusi serupa telah digelar di tiga lokasi yaitu Pekon Hujung (Lampung Barat), Krui (Pesisir Barat), dan Palembapang (Lampung Selatan).

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam permasalahan sastra berbahasa Lampung maupun sastra yang bermuatan lokal Lampung. Harapannya, lahir solusi agar sastra Lampung tetap eksis dan berkembang mengikuti zaman," ujar Udo.

Ia menambahkan hasil dari diskusi di beberapa daerah ini akan disusun menjadi manuskrip dan diterbitkan pada 2025.

Menurut dia, Lampung memiliki kekayaan seni budaya, termasuk di dalamnya sastra, tetapi perhatian terhadap sastra Lampung masih minim, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Oleh karena itu, diskusi ini menghadirkan pelaku dan pemangku kebijakan daerah sebagai narasumber untuk menggali data dan informasi secara mendalam.

"Sastra lokal didefinisikan sebagai karya sastra dalam bahasa Lampung, sedangkan sastra warna lokal adalah karya berbahasa Indonesia yang menampilkan kekhasan Lampung, seperti adat, nilai, budaya, dan latar tempat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DKL, Prof Satria Bangsawan, menyambut baik kegiatan ini mengingat Lampung mempunyai kekayaan sastra yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan.

"Lampung memiliki kekayaan sastra lisan dan tulisan yang harus kita kenali, gali, lestarikan, dan kembangkan. Sastra Lampung menyimpan nilai dan kearifan lokal yang penting bagi pembentukan identitas dan peradaban Lampung," ujarnya.

Ia menekankan bahwa banyak bentuk sastra tradisi masih hidup di masyarakat adat Lampung, meski menghadapi tantangan zaman.

"Kalau bahasa dan sastra Lampung hilang, maka hilang pula pengetahuan dan kearifan lokal yang di kandungnya," katanya.

Pewarta :
Editor : Agus Wira Sukarta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.