Jakarta (ANTARA) - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyatakan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dalam simulasi head to head jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, Prabowo-Gibran unggul jika dihadapkan dengan pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Prabowo-Gibran mendapat 58,3 persen suara, sedangkan Anies-Muhaimin 27,9 persen.
“Head to head ini Anies lawan Pak Prabowo dengan asumsi Mas Ganjar tidak lolos putaran pertama, Pak Prabowo masih unggul jauh,” kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring sebagaimana dipantau dari Jakarta, Sabtu.
Berikutnya, pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD unggul tipis jika berhadapan dengan Anies-Muhaimin, yakni Ganjar-Mahfud mengantongi 41,5 persen suara sedangkan Anies-Muhaimin 35,4 persen.
“Ini asumsinya Pak Prabowo nggak lolos putaran kedua, itu terlihat elektabilitas Anies turun dalam simulasi head to head melawan Ganjar," tutur Burhanuddin.
Adapun jika Prabowo-Gibran bertemu dengan Ganjar-Mahfud di putaran kedua, maka pasangan calon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju tersebut unggul cukup jauh. Prabowo-Gibran mendapat 58,1 persen suara, sementara Ganjar-Mahfud hanya 26,8 persen.
“Head to head Ganjar versus Pak Prabowo. Kalau di simulasi ini Pak Prabowo trennya meningkat sedikit, sementara Mas Ganjar sedikit turun,” ucap Burhanuddin.
Survei nasional Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada 10–16 Januari 2024. Populasi pada survei ini adalah seluruh WNI yang memiliki hak pilih.
Penarikan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun jumlah sampel adalah sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancarai oleh pewawancara yang dilatih dan dilakukan kendali mutu hasil wawancara secara acak pada 20 persen dari total sampel.