Musim panen durian di kawasan pemukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mampu menggerakkan ekonomi warga setempat mulai petani, pemetik buah, tengkulak, pedagang pengecer, buruh panggul, hingga sopir.
"Kami bersyukur jika musim durian bisa menghasilkan pendapatan ekonomi," kata Asep (40) seorang pedagang pengecer di pemukiman Badui Kampung Kaduketug Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Rabu.
Para pedagang durian juga ramai di sepanjang jalan Rangkasbitung menuju wisata budaya adat Badui itu.
Harga buah durian itu dijual berkisar Rp20 ribu sampai Rp80 ribu/buah.
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan durian, terutama akhir pekan banyak wisatawan yang mengkonsumsi durian di sini," katanya menjelaskan.
Menurut Asep, dirinya setiap akhir pekan bisa meraup keuntungan antara Rp1 juta sampai Rp1, 5 juta, namun hari-hari biasanya Rp500 ribu.
Dirinya berjualan durian itu dipasok oleh petani langsung dan dibayar setelah habis terjual.
Nisa (25) seorang penikmat durian Badui mengaku dirinya bersama keluarga setiap saat mengkonsumsi durian Badui, karena kualitasnya cukup bagus juga harganya terjangkau.
Menurut dia, mengkonsumsi durian itu lebih nikmat ramai-ramai bersama keluarga.
"Kami membeli durian di pedagang pengecer Rp300 ribu," kata Nisa warga Rangkasbitung.
Sementara itu, Ujang (45) seorang wisatawan dari Karawang mengaku dirinya membeli durian langsung ke pemukiman Badui, karena harganya lebih murah.
"Kami membeli durian untuk oleh-oleh Rp1,5 juta dan mendapat cukup banyak," katanya.