GPDRR untuk lihat kelebihan penanganan perubahan iklim di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Perwakilan khusus Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Pengurangan Risiko Bencana, Mami Mizutori, mengatakan pentingnya Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Indonesia untuk melihat kelebihan penanganan bencana akibat perubahan iklim di negara tersebut.
Mami mengatakan dari Indonesia yang kerap mengalami ancaman bencana, dunia dapat memahami pentingnya melakukan pencegahan untuk memastikan ketangguhan penanganan bencana.
"Dan Indonesia memahami bahwa bukan hanya pemerintah pusat yang harus memiliki ketangguhan, namun juga pemerintah daerah dan komunitas di tingkat lokal," ujar Mami dalam konferensi pers diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Mami menilai pemerintah Indonesia juga telah memahami bahwa kelompok rentan, dalam hal ini perempuan dan anak-anak, adalah yang paling perlu dilindungi. Namun lebih lanjut dari itu, perlu menjadi bagian dari proses pembuatan kebijakan.
Menurutnya, hal tersebut tidak dirasakan oleh negara lainnya, khususnya yang jarang menghadapi bencana akibat perubahan iklim.
"Banyak sekali pembelajaran dan pengalaman yang dapat diraih dari pengalaman Indonesia," ujar Mami.
Mami juga mengatakan GPDRR sangat penting digelar saat dunia tengah menghadapi pandemi COVID-19, guna menunjukkan bahwa itu adalah salah satu bencana yang sangat buruk.
Sehingga diperlukan "bulid back better" atau membangun lebih baik lagi agar negara-negara dapat menjadi lebih tangguh, asri dan pembangunannya lebih berkelanjutan.
Mami menekankan pesan yang disampaikan oleh Sekjen PBB bahwa diperlukan solidaritas serta memerlukan kerjasama untuk memastikan seluruh negara dapat keluar dari pandemi COVID-19 bersama-sama dengan lebih baik lagi.
Mami mengatakan dari Indonesia yang kerap mengalami ancaman bencana, dunia dapat memahami pentingnya melakukan pencegahan untuk memastikan ketangguhan penanganan bencana.
"Dan Indonesia memahami bahwa bukan hanya pemerintah pusat yang harus memiliki ketangguhan, namun juga pemerintah daerah dan komunitas di tingkat lokal," ujar Mami dalam konferensi pers diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Mami menilai pemerintah Indonesia juga telah memahami bahwa kelompok rentan, dalam hal ini perempuan dan anak-anak, adalah yang paling perlu dilindungi. Namun lebih lanjut dari itu, perlu menjadi bagian dari proses pembuatan kebijakan.
Menurutnya, hal tersebut tidak dirasakan oleh negara lainnya, khususnya yang jarang menghadapi bencana akibat perubahan iklim.
"Banyak sekali pembelajaran dan pengalaman yang dapat diraih dari pengalaman Indonesia," ujar Mami.
Mami juga mengatakan GPDRR sangat penting digelar saat dunia tengah menghadapi pandemi COVID-19, guna menunjukkan bahwa itu adalah salah satu bencana yang sangat buruk.
Sehingga diperlukan "bulid back better" atau membangun lebih baik lagi agar negara-negara dapat menjadi lebih tangguh, asri dan pembangunannya lebih berkelanjutan.
Mami menekankan pesan yang disampaikan oleh Sekjen PBB bahwa diperlukan solidaritas serta memerlukan kerjasama untuk memastikan seluruh negara dapat keluar dari pandemi COVID-19 bersama-sama dengan lebih baik lagi.