Washington (ANTARA) - Mantan Presiden AS Barack Obama menggambarkan penanganan Presiden Donald Trump terhadap pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19 kacau-balau.
Kritik tersebut diungkapkan Obama ketika melakukan pembicaraan jarak jauh dengan para mantan anggota pemerintahannya, menurut sebuah sumber pada Sabtu (9/5).
Obama telah menarik diri dari keributan saat Trump menyalahkan dia dan pemerintahannya atas berbagai masalah terkait dengan persediaan peralatan medis untuk memerangi pandemi, yang telah menewaskan lebih dari 75.000 warga Amerika Serikat (AS).
Baca juga: COVID-19 AS terus bertambah jadi 1.219.066 kasus, 73.297 kematian
Dalam seruannya kepada 3.000 anggota Asosiasi Alumni Obama, yaitu orang-orang yang bertugas dalam pemerintahannya, Obama mendesak para pendukungnya untuk mendukung calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, yang mencoba untuk mengalahkan Trump dalam pemilihan 3 November mendatang.
Obama mengatakan pemilihan umum "sangat penting karena apa yang akan kita lawan bukan hanya individu atau partai politik tertentu."
"Apa yang kita lawan adalah kecenderungan jangka panjang di dalam kehidupan warga AS yang menjadi egois serta melihat orang lain sebagai musuh," ujar dia.
Dia mengatakan ini adalah salah satu alasan mengapa "respons terhadap krisis global ini sangat kurang".
"Pandemi akan bertambah buruk bahkan dengan upaya terbaik dari pemerintah. Pandemi ini menjadi bencana yang sangat kacau ketika pola pikir seperti 'apa untungnya bagi saya' digunakan di dalam pemerintah," ujar Obama.
"Itu sebabnya, saya akan menghabiskan waktu sebanyak mungkin dan melakukan kampanye dengan gigih untuk Joe Biden," kata dia.
Kantor Obama menolak untuk berkomentar.
Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan tanggapan Trump terhadap virus corona telah menyelamatkan nyawa warga Amerika.
Baca juga: Kematian akibat corona di AS diperkirakan 135 ribu orang pada Agustus
Jajak pendapat nasional menunjukkan persaingan ketat antara Trump dan Biden dengan enam bulan tersisa sampai pelaksanaan Pemilu. Biden memimpin di beberapa negara bagian.
Sumber : Reuters