Pemandu wisata berbahasa Mandarin di Bali, 80 persen terdampak penurunan wisatawan
"Hampir 80 persen anggota divisi bahasa Mandarin kami di lapangan sudah tidak ada lagi pekerjaan untuk handle wisatawan. Ini menjadi keprihatinan kami bersama," ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta, saat dikonfirmasi
Badung (ANTARA) - Sekitar 80 persen pemandu wisata berbahasa Mandarin yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali terdampak penurunan wisatawan mancanegara asal China akibat penyebaran virus corona baru (novel Coronavirus/nCov).
"Hampir 80 persen anggota divisi bahasa Mandarin kami di lapangan sudah tidak ada lagi pekerjaan untuk handle wisatawan. Ini menjadi keprihatinan kami bersama," ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta, saat dikonfirmasi dari Mangupura, Jumat.
Baca juga: Ancaman Virus Corona, industri hotel di Bali tak kenakan biaya pembatalan wisatawan China
Ia mengatakan, para pramuwisata berbahasa Mandarin yang terdampak penurunan wisatawan asal China yang memilih menunda atau membatalkan perjalanannya ke Pulau Dewata tersebut saat ini juga sudah mulai beralih ke profesi lain.
Profesi lain yang dilakukan para pramuwisata tersebut di antaranya adalah menjadi sopir pariwisata untuk wisatawan asal negara selain China dan ada sebagian yang memilih kembali ke daerah asalnya untuk melakukan kegiatan dan profesi yang lain.
"Ini menjadi keprihatinan kami semua sebagai insan pariwisata. Kami berharap persoalan wabah virus corona ini dapat segera terselesaikan agar pariwisata Bali dapat pulih seperti sebelumnya," kata Nyoman Nuarta.
Baca juga: Kunjungan wisatawan China ke Bali terhambat kasus Virus Corona
Ia menjelaskan, Himpunan Pramuwisata Indonesia Bali memiliki anggota sekitar 6.000 orang yang terbagi dalam 11 divisi bahasa.
"Yang paling banyak adalah guide berbahasa Inggris dan Mandarin. Bahasa Inggris hampir 1.700 orang guide dan bahasa Mandarin mencapai 1.300 orang. Sisanya berdada di divisi lain," katanya.
Sementara itu, Divisi market Tiongkok, Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Bali, Elsye Deliana mengatakan, pihaknya telah mencatat paling tidak sekitar 15.000 wisatawan asal China batal melakukan kunjungan ke Pulau Bali akibat penyebaran virus Corona.
"Itu data dua hari yang lalu, kami masih terus melakukan pendataan. Namun hal ini patut kami sayangkan karena padahal di bulan Februari ada banyak grup insentif wisatawan mancanegara asal China yang akan ke Bali. Ada yang mencatat 1.000 orang, 2.000 orang, 5.000 orang itu semua sementara dicancel," katanya.
"Hampir 80 persen anggota divisi bahasa Mandarin kami di lapangan sudah tidak ada lagi pekerjaan untuk handle wisatawan. Ini menjadi keprihatinan kami bersama," ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta, saat dikonfirmasi dari Mangupura, Jumat.
Baca juga: Ancaman Virus Corona, industri hotel di Bali tak kenakan biaya pembatalan wisatawan China
Ia mengatakan, para pramuwisata berbahasa Mandarin yang terdampak penurunan wisatawan asal China yang memilih menunda atau membatalkan perjalanannya ke Pulau Dewata tersebut saat ini juga sudah mulai beralih ke profesi lain.
Profesi lain yang dilakukan para pramuwisata tersebut di antaranya adalah menjadi sopir pariwisata untuk wisatawan asal negara selain China dan ada sebagian yang memilih kembali ke daerah asalnya untuk melakukan kegiatan dan profesi yang lain.
"Ini menjadi keprihatinan kami semua sebagai insan pariwisata. Kami berharap persoalan wabah virus corona ini dapat segera terselesaikan agar pariwisata Bali dapat pulih seperti sebelumnya," kata Nyoman Nuarta.
Baca juga: Kunjungan wisatawan China ke Bali terhambat kasus Virus Corona
Ia menjelaskan, Himpunan Pramuwisata Indonesia Bali memiliki anggota sekitar 6.000 orang yang terbagi dalam 11 divisi bahasa.
"Yang paling banyak adalah guide berbahasa Inggris dan Mandarin. Bahasa Inggris hampir 1.700 orang guide dan bahasa Mandarin mencapai 1.300 orang. Sisanya berdada di divisi lain," katanya.
Sementara itu, Divisi market Tiongkok, Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Bali, Elsye Deliana mengatakan, pihaknya telah mencatat paling tidak sekitar 15.000 wisatawan asal China batal melakukan kunjungan ke Pulau Bali akibat penyebaran virus Corona.
"Itu data dua hari yang lalu, kami masih terus melakukan pendataan. Namun hal ini patut kami sayangkan karena padahal di bulan Februari ada banyak grup insentif wisatawan mancanegara asal China yang akan ke Bali. Ada yang mencatat 1.000 orang, 2.000 orang, 5.000 orang itu semua sementara dicancel," katanya.