Perempuan indonesia bersyukur miliki kartini

id bribda anggun,hari kartini, waykanan

Perempuan indonesia bersyukur miliki kartini

Bripda Anggun saat memimpin upacara peringatan Hari Kartini di SMP Negeri 01 Banjit, Kabupaten Waykanan, Sabtu, (21/4) (Foto: Antaralampung.com/Emir Fajar Saputra)

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Sejumlah perempuan Indonesia, khususnya yang tinggal di Provinsi Lampung, mengaku sangat bersyukur dengan perjuangan R.A. Kartini sehingga kaum mereka bisa sejajar dengan lelaki dalam beragam profesi.

Aprilani Yustin Ficardo, istri Gubernur Lampung nonakif, ikut pilkada pada tahun 2018 (petahana), misalnya, menyebutkan perempuan Indonesia akan tetap terkungkung dan tidak memiliki hak yang sama dengan kaum pria dengan kata lain tidak akan ada kata "emansipasi wanita" jika tidak ada R.A. Kartini.

Kini, menurut dia, pemerintah sudah banyak berupaya perhatian dan membuat kebijakan bagi kemajuan kaum perempuan, misalnya dengan adanya undang-undang pemilu yang membuka kesempatan lebih besar bagi kaum perempuan untuk berperan serta dalam dunia politik. Selain itu, memberikan ruang gerak yang lebih luas dan pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kapasitas perempuan Indonesia.

Di dunia politik, perempuan Indonesia sudah cukup kuat dan mumpuni. Hal ini ditandai dengan adanya sejumlah perempuan Indonesia berhasil menduduki posisi penting, baik di eksekutif, legislatif, keamanan, maupun di bidang ekonomi, misalnya memimpin sebuah badan seperti kementerian maupun organisasi di perusahaan.

Tentunya, lanjut dia, dengan posisi perempuan di sejumlah jabatan memberikan dampak yang sangat positif dalam kepentingan perempuan, seperti penyiapan anggaran yang berbasis perempuan dan anak. Artinya, memikirkan kepentingan perempuan dan anak.

Namun, menurut Yustin emansipasi perempuan masih terus diupayakan dan ditingkatkan.

Ia pun mengakui bahwa terkadang praktik diskriminasi masih terjadi di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sipil. Bentuknya pun bermacam-macam, antara lain, kekerasan fisik maupun psikis, stigma negatif, domestikasi, dan marginalisasi.

Sementara itu, kepada kaum perempuan yang tidak bekerja membantu mencari nafkah bagi keluarga, Yustin mengajak untuk memaksimalkan peran strategis sebagai ibu dalam mendidik anak-anak sehingga menjadi generasi yang berkarakter, sehat, dan cerdas, serta meningkatkan keterampilan sehingga karyanya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Terkait dengan posiss sebagai istri calon gubernur, Yustin mengaku terus memotivasi kaum perempuan untuk lebih peduli pada kesehatan masing-masing. Dia pun berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan guna menunjang ekonomi keluarga.

Rasa beryukur pun dilontarkan Dessi Afrianti Adipati, istri Bupati Waykanan Raden Adipati Surya. Dia mengaku tidak bisa membayangkan seandainya di Indonesia tidak lahir seorang Kartini.

Mungkin, lanjut dia, nasib perempuan di Indonesia tidak seperti saat ini. Tidak mendapatkan kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada untuk sejajar dengan kaum lelaki.

Dessi mengakui bahwa pemerintah sudah melakukan hal yang semestinya terhadap hak perempuan, buktinya banyak wanita hebat yang menempati posisi penting. Namun, perlu ditingkatkan lagi kesempatan untuk perempuan memimpin di berbagai bidang.

Sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Waykanan, dia mengaku sering melakukan sosialisasi untuk mencerdaskan perempuan yang ada di daerah itu. Misalnya, soal kekerasan terhdap istri yang dianggap wajar dan mungkin sering dianggap sebagai bentuk mendidik oleh suami. "Itu salah," katanya.

Mereka (perempuan/istri) harus mulai berani menyuarakan, bahkan mengambil tindakan untuk menghentikan kekerasan yang sering mereka alami.

Dari tim PKK, juga melakukan kegiatan yang tujuannya menyehatkan para perempuan. Kegiatan ini diharapkan dari perempuan-perempuan yang sehat kelak akan melahirkan anak-anak yang cerdas dan akan menjadi pemimpin- pemimpin yang hebat.

Kepada perempuan yang hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga, menurut Dessi, banyak yang bisa dilakukan, terutama menjaga dan mendidik anak-anak agar bisa menjadi anak yang berakhlak baik, sehat, dan cerdas.

Selain itu, mengisi waktu dengan hal atau kegiatan yang positif. Belajar saat ini bisa melalui beragam media, seperti televisi. Namun, harus mahir memilah mana yang bisa dijadikan bahan untuk pembelajaran dalam kegiatan sehari-hari, semisal cara membuat makanan dan minuman yang sehat yang sering ditayangkan televisi.

Dessi secara pribadi mendorong pemerintah untuk lebih meningkatkan perlindungan terhadap perempuan. Berikan hak perempuan untuk bisa dicintai dan disayangi, didiklah perempuan tanpa harus melukai, lindungi perempuan agar bisa mendidik anak-anak dengan tenang dan nyaman.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Waykanan Farida Aryani mengatakan bahwa peran perempuan dalam bidang kesehatan sangatlah penting dan sudah tidak diragukan lagi kiprahnya.

Perempuan mempunyai andil yang cukup besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di damping itu, masih banyak peran lainnya yang menuntut keterlibatan perempuan di dalamnya, seperti di bidang ekonomi, pendidikan, dan pembinaan keluarganya.

Perempuan di dunia ini diketahui saat ini lebih dari separuh sekitar 50,3 persen dari total jiwa penduduk dunia. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan sedang giatnya melaksanakan pembangunan di segala aspek kehidupan, termasuk kesehatan.

Dengan pemahaman perempuan di bidang kesehatan dalam lingkup kecil, akan mendidik dan menerapkan perilaku hidup sehat di keluarga dan lingkungan, tentu sangat bermanfaat bagi perkembangan anak dan kesehatan keluarganya juga lingkungan sekitarnya.

Polisi wanita (polwan) di Kabupaten Waykanan dalam memeringati Harti Kartini dengan mengunjungi sekolah dan melakukan sosilalisasi serta menjadi pembina upacara.

Bripda Anggun mengatakan bahwa kegiatan tersebut untuk memperingati Hari Kartini pada tahun 2018. Jangan sampai disia-siakan perjuangan Ibu Kartini .

Ia menjelaskan bahwa riwayat singkat R.A. Kartini kepada para pelajar guna meneruskan perjuangan R.A. Kartini kepada para siswa serta mampu dimengerti dan memahami lebih jauh dari perjuangan wanita terdahulu.

Selain itu, tanpa adanya perjuangan wanita terdahulu, lanjut dia, tidak mungkin bisa seperti ini.

Piaknya pun memberikan sosialisasi agar dapat menjaga ketertiban lalu lintas di jalan raya dan menjauhi narkoba.

Anggun menjelaskan bahwa saat menjadi pembina upacara pun mengingatkan hendaknya para siswa tidak terlibat dalam kenakalan remaja guna menghindari perbuatan yang melanggar hukum.

Kini, cita-cita R.A. Kartini untuk mewujudkan emanpisipasi wanita di negeri ini telah terjadi. Sekarang ini, tinggal kaum perempuan memanfaatkan semaksimal mungkin tanpa harus melepaskan kodratnya.