Angkutan Lebaran 2017 Perlu Evaluasi

id arus mudik 2017, arus balik 2017, angkutan ebaran 2017, kapal feery

Angkutan Lebaran 2017 Perlu Evaluasi

Terminal Rajabasa mulai dipadati bus pemudik yang berasal dari Pulau Jawa dan yang akan berangkat ke Pulau Jawa (Foto: ANTARA LAMPUNG/Roy Baskara Pratama)

Bakauheni, Lampung (ANTARA Lampung) - "Penumpang itu perlu kenyamanan dan keselamatan selama perjalanan, bukan yang lain. Bagaimana mau nyaman kalau pelayanan penumpang bus seperti ini," ujar seorang ibu setengah baya mengomel.

Omelan ibu itu terdengar nyaring oleh penumpang lain, dalam sebuah bus reguler saat perjalanan arus balik Lebaran 2017 dari Terminal Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan ke Terminal Induk Rajabasa, Bandarlampung, Provinsi Lampung, Minggu (2/7) petang.

Rupanya omelan ibu dalam bus berpendingin udara (ber-AC) dipicu layanan kurang baik yang dirasakan, termasuk AC bus terasa kurang dingin maupun tempat duduk sempit itu.

Omelan itu pun sempat didengar oleh kru atau awak bus berstiker biru yang telah lolos pemeriksaan sebagai bus angkutan Lebaran 2017 di Provinsi Lampung.

Sempat terjadi adu mulut antara keduanya, sehingga terdengar oleh penumpang yang lain. Namun tak ada yang melerai hingga bus penuh penumpang itu sampai tujuan di Terminal Induk Rajabasa, salah satu terminal angkutan bus antarkota dalam provinsi dan bus lintas antarkota antarprovinsi paling sibuk di Sumatera dan terpadat di Provinsi Lampung tersebut.

Pada bus yang lain, sejumlah penumpang mengeluhkan tempat duduk harus berimpitan karena dipaksakan ditambah kursi cadangan pada lorong tengah bus seharusnya dikosongkan.

"Kami ini bukan barang yang bisa seenaknya ditumpuk," ujar salah satu pemuda penumpang bus reguler Rajabasa-Bakauheni itu memprotesnya pula.

Penumpang kapal feri usai berlayar melintas di Selat Sunda dari Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten ke Bakauheni, Lampung mengeluhkan pula kepadatan arus kendaraan dan penumpang menuju kapal, dialami sejak dari pintu masuk Pelabuhan Merak ke terminal hingga hendak masuk kapal, sampai turun dari kapal di Bakauheni.

"Mau masuk terminal Pelabuhan Merak saja sudah macet panjang. Begitu pula saat hendak masuk kapal harus antre lagi. Di dalam kapal pun padat penumpang. Begitu pula saat turun kapal di Bakauheni," ujar Nandar, pemudik asal Tangerang bersama istri dan anaknya harus berlebaran di Kota Bandarlampung, Lampung itu.

Ketika kepadatan arus mudik Lebaran 2017, sejumlah pemudik penumpang kapal di Bakauheni pun pingsan dan harus ditandu untuk mendapatkan perawatan medis ke klinik terdekat.

Bahkan, satu pemudik berusia lanjut hendak menuju Provinsi Sumatera Selatan meninggal dalam kapal saat hendak berlabuh di Bakauheni, dari Merak, Banten.

Saat arus balik dari Bakauheni ke Merak pun, sejumlah pemudik mesti mendapatkan perawatan medis, termasuk saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama rombongan meninjau pelayanan di Bakauheni, Minggu (2/7) pagi, seorang bocah penumpang kapal harus menggunakan kursi roda dibawa mobil ambulans untuk mendapatkan perawatan medis karena sakit.

Keluh kesah pemudik penumpang bus maupun kapal selama angkutan Lebaran 2017 itu pun sampai ke Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Menhub Sumadi justru mengapresiasi pelayanan angkutan mudik dan arus balik di Pelabuhan Bakauheni, meskipun masih memerlukan evaluasi pada sejumlah sisi.

"Sejauh ini pelayanan yang diberikan kepada pemudik sudah baik termasuk fasilitasnya, hanya saja masih memerlukan evaluasi selanjutnya," katanya.

Banyak terobosan dilakukan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, seperti memperbanyak loket kendaraan dari 14 menjadi 46 loket. Penambahan pintu masuk kendaraan sebagai langkah baik untuk menghindari penumpukan di satu titik.

"Penambahan pintu masuk ini sangat baik untuk mengurai kendaraan baik itu kendaraan roda dua maupun roda empat," katanya.

Terlebih kendaraan roda dua dan roda empat sudah dipisahkan, sehingga arus lalu lintas menuju dermaga lancar, katanya lagi.

"Dengan adanya terobosan itu, bisa terlihat ada seorang ibu yang berani membawa dua anaknya untuk menyeberang melalui Pelabuhan Bakauheni ini," kata dia.

Begitupula loket tiket masuk khusus pejalan kaki disediakan cukup banyak sehingga tidak ada penumpukan dan antrean calon penumpang.

Oleh karena itu, Menhub yang didampingi pimpinan Komisi V DPR, Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo, Asisten II Sekdaprov Lampung, Kepala Dinas Perhubungan Lampung, jajaran ASDP Bakauheni, pihak kepolisian dan pimpinan instansi lainnya, mengapresiasi langkah koordinasi maupun perbaikan layanan yang telah dijalankan untuk meningkatkan pelayanan arus mudik dan balik Lebaran 2017.

Terkait dengan moda transportasi bus yang kurang layak masih beroperasi, ujarnya, akan menjadi bahan evaluasi kenapa hal itu masih terjadi.

"Itu akan menjadi evaluasi, seharusnya bus yang tidak layak atau tanpa stiker dari Dishub dilarang untuk beroperasi," kata dia.

Menhub menegaskan, akan menjadi evaluasi bagi Kementerian Perhubungan bersama pemangku kepentingan lain agar hal serupa tidak terjadi lagi.

Jika pelayanan yang diberikan oleh seluruh intansi pemerintah sudah baik, tetapi masih ada buruknya, hal itu perlu dicari masalahnya.

"Sebagai evaluasi, juga pelayanan serta prasarananya akan lebih ditingkatkan, dan moda angkutan ke depan dibuat menjadi intermoda," katanya.

Ke depan moda angkutan dibuat menjadi intermoda (antarmoda) secara terpadu dari kapal feri ke kereta api, lalu mobil langsung ke kapal feri lagi.

Namun, itu semua membutuhkan dasar undang-undang yang bagus. Jika hal itu sudah ada itu, akan menjadi dasar evaluasinya sehingga operator bisa menyesuaikan dengan undang-undang.


     Minta Maaf

Berkaitan keluhan padam lampu jalan sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Lampung, khususnya ruas jalan menuju Pelabuhan Bakauheni selama arus mudik dan balik Lebaran 2017, ia secara terbuka meminta maaf.

"Kami minta maaf atas padam lampu Jalan Lintas Sumatera selama arus mudik dan balik itu," katanya.

Dia bahkan berjanji hari itu juga akan langsung berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menanyakan kendalanya dan mencari solusi.

"Kami akan menjadikan evaluasi dan langsung berkoordinasi dengan `stakeholder` terkait agar langsung diperbaiki," kata dia.

Berkaitan dengan keluhan pemudik atas kerusakan Jalinsum di Lampung menuju Pelabuhan Bakauheni yang bergelombang, sehingga bisa membayakan pemudik saat melintas, pihaknya menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak berwenang.

Menhub juga meminta maaf atas masih beroperasi bus yang tidak layak, seperti kondisi bus yang panas, rusak, dan kedapatan berasap saat beroperasi mengangkut penumpang.

Dari hasil pengecekan, memang masih ada 30 persen kendaraan umum khususnya bus tidak layak jalan.

"Kami juga minta maaf atas masih beroperasi bus tanpa stiker, dari hasil pengecekan bus ada 30 persen tidak layak," kata dia.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Polri untuk memantau apabila ada bus tanpa stiker beroperasi agar bisa dihentikan.

"Kami akan terus melakukan perbaikan, tapi jika masih terjadi hal serupa, kami minta maaf," kata dia.

Namun, secara keseluruhan pelayanan yang diberikan di Perlabuhan Bakauheni sudah baik. Begitupula evaluasi angkutan Lebaran secara umum di seluruh Indonesia, menurut Menhub berjalan semakin baik, lancar, dan relatif aman.

Layanan angkutan Lebaran 2017 masih harus perlu terus dievaluasi, termasuk pelayanan, fasilitas, terutama sarana dan prasarana yang diperlukan sehingga ke depan menjadi lebih baik lagi.

Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis mengatakan sistem layanan transportasi akan masuk rancangan undang-undang agar pelayanan yang diberikan bisa lebih baik lagi.

"Pelayanan transportasi Lebaran 2017 di Pelabuhan Bakauheni sudah sangat baik dan layanan seperti ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam RUU dengan sistem antarmoda transportasi secara terpadu," katanya.

Sistem pelayanan arus mudik dan balik Lebaran di Pelabuhan Bakauheni khususnya, sudah baik dengan sejumlah terobosan dibuat oleh manajemen PT ASDP dan operator transportaasi terkait.

Pelayanan yang baik ini, harus ditingkatkan dan ke depan akan dibuat rancangan undang-undang (RUU) tentang intermoda transportasi.

"Antarmoda transportasi terpadu ini lebih memudahkan pemudik untuk menuju kapal, kereta api atau pesawat," kata dia.

Terobosan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni saat ini, terutama adanya loket kendaraan yang diperbanyak dari 14 menjadi 46 loket merupakan solusi untuk mengurai kemacetan.

Dari solusi itu kemacetan mengalami penurunan 15 persen, dan sistem tiket dalam jaringan sebagai langkah yang membantu pemudik.

Menurut dia, keberhasilan tahun ini akan dipakai dan lebih diperbaiki lagi hanya saja modelnya masuk dalam RUU itu.

Di Lampung, puncak arus balik Lebaran 2017 di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan menuju Merak, Banten telah terlampaui dan sebagian besar pemudik diperkirakan sudah kembali menyeberang Selat Sunda dari Sumatera.

Puncak arus balik itu terjadi pada Sabtu (1/7) hingga Minggu (2/7) pagi, dengan kepadatan penumpang terutama pengguna kendaraan pribadi dan bus serta penumpang pejalan kaki.

Peningkatan arus balik penumpang menuju Pelabuhan Bakauheni itu mulai tampak sejak dari Terminal Induk Rajabasa, Bandarlampung sepanjang Sabtu (1/7) hingga pukul 21.00 WIB.

Penumpang harus berebutan dan berdesakan masuk ke bus yang mengangkut mereka ke Pelabuhan Bakauheni.

Petugas layanan terminal bersama aparat kepolisian harus bolak-balik mengingatkan menggunakan pengeras suara agar calon penumpang tidak perlu berebutan masuk bus, mengingat bus tersedia dalam jumlah mencukupi.

Petugas di Terminal Rajabasa juga meminta penumpang perempuan dan anak-anak didahulukan, dengan menjaga di pintu bus yang akan berangkat ke Bakauheni.

Namun, kepadatan arus penumpang di Terminal Rajabasa itu mulai surut sekitar pukul 21.00 WIB hingga lewat tengah malam. Bus yang mangkal bahkan ada yang menolak berangkat karena penumpang tidak penuh.

Kondisi penumpang di Pelabuhan Bakauheni juga relatif lengang pada Sabtu (1/7) malam hingga Minggu (2/7) sekitar pukul 08.30 WIB. Tapi mendekati pukul 09.00 WIB, bersamaan kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama rombongan, arus penumpang di Bakauheni semakin padat.

Sekitar pukul 10.00 WIB, petugas sudah mengoperasikan pula bus dukungan untuk membawa calon penumpang ke dermaga kapal yang akan membawa mereka ke Merak, Banten.

Arus kendaraan di Jalan Lintas Sumatera dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, menuju Terminal Induk Rajabasa, Kota Bandarlampung, Minggu (2/7) sejak siang hingga menjelang petang tersendat pada sejumlah titik rawan kemacetan.

Kondisi arus lalu lintas bus dan kendaraan pribadi itu mulai tersendat sejak keluar dari Terminal Pelabuhan Bakauheni karena harus antre melewati pintu parkir elektronik, mengingat kepadatan kendaraan yang melintasinya.

Selepas dari Bakauheni, arus kendaraan relatif lancar meskipun Jalinsum dipadati bus dan kendaraan pribadi serta sepeda motor.

Kemacetan terjadi pada sejumlah titik perlintasan di sejumlah tempat sepanjang Jalinsum, seperti di Kota Dalam maupun Kalianda, Lampung Selatan.

Kondisi arus kendaraan tersendat kian parah selepas Tarahan saat memasuki Lapangan Baruna di Panjang, Bandarlampung.

Pada Minggu (2/7) pagi terjadi kecelakaan beruntun di Jalinsum wilayah Kabupaten Lampung Selatan, namun tidak ada korban jiwa, hanya korban luka-luka.

Menurut data PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni hingga Minggu (2/7), sudah 80 persen penumpang pejalan kaki yang kembali ke Pulau Jawa, dan 69 persen penumpang dalam kendaraan atau 69 persen total penumpang arus mudik Lebaran 2017 telah kembali setelah lebaran.

Sedangkan untuk kendaraan yang kembali telah mencapai 72 persen untuk roda empat dan 82 persen untuk roda dua.

Puncak arus balik dari Bakauheni ke Merak, Banten, terjadi pada Sabtu (1/7) hingga Minggu (2/7) pagi, yaitu, 146.583 orang, sedangkan hingga Minggu (2/7) pagi diseberangkan sebanyak 76.759 orang penumpang kapal ke Merak, Banten. Kendaraan yang sudah kembali mencapai 82 persen, sedangkan penumpang mencapai sekitar 70 persen telah kembali usai berlebaran.

Pada Minggu (2/7) malam, arus kendaraan dan penumpang masuk dan keluar Bakauheni mulai lengang dibandingkan hari-hari sebelumnya, mengingat pada Senin ini mulai masuk kerja setelah libur cuti Lebaran 2017.

Menhub Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa pelayanan arus mudik dan balik Lebaran 2017 sudah baik, hanya saja masih memerlukan evaluasi pada sejumlah sisi.

"Sejauh ini pelayanan yang diberikan kepada pemudik sudah sangat baik termasuk fasilitas yang diberikan, hanya saja masih memerlukan evaluasi lebih lanjut," katanya.

Perbaikan dan evaluasi itu diperlukan agar tidak lagi keluar omelan dan keluh kesah pemudik, para penumpang angkutan umum, sehingga memberi kontribusi pada tingkat kecelakan yang makin kecil.

Evaluasi bersama diperlukan agar pengguna angkutan umum puas dan perjalanan mudik maupun balik setiap kali Lebaran menjadi lancar, nyaman, dan aman bagi semuanya. 

(ANTARA)