Beijing (ANTARA Lampung) - Paradigma baru integrasi broadcast dan broadband serta tantangan era digital baik hardware maupun creative content menjadi topik yang diangkat pada "Media 2020 Conference" yang diselenggarakan oleh "Asia Pacific Broadcasting Union" (ABU) di Beijing, China, Rabu (27/4).
Presiden "Asia Pacific Broadcasting Development" (AIBD) yang juga Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti dalam penjelasan tertulis kepada Antara, Rabu, mengemukakan, paradigma baru itu mengedepankan pentingnya dunia broadcasting beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Dalam konferensi tersebut, Niken Widiastuti selaku salah seorang pembicara menyatakan, kesiapan SDM yang profesional dan kreatif merupakan tantangan yang harus dihadapi sehingga dunia broadcasting mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
"Dunia broadcasting saat ini dan yang akan datang dituntut memiliki sumberdaya manusia yang profesional dan kreatif supaya dapat mengikuti dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang setiap hari terus berganti," katanya.
Mantan Dirut LPP RRI itu juga menjelaskan, dengan perubahan budaya dan infrastruktur yang praktis banyak menggunakan aplikasi mobile, dunia broadcast harus siap dengan tantangan tersebut.
"Perubahan budaya dalam menggunakan media terjadi melalui mobile application. Selain itu infrastrukturnya semakin simpel dan canggih serta sudah terintegrasi antara broadcast dan broadband. Karenanya harus diciptakan terobosan-terobosan baru yang kreatif karena 'content is the king'," jelas Vice Chair Person Programm Committee ABU periode 2008- 2012 itu.
"Media 2020 conference di Beijing China yang diselenggarakan oleh Asia Pasific Broadcasting Union (ABU) itu diikuti lebih peserta dari 50 negara (Ant).