Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bersama jajaran terkait terus berupaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan agar harga pangan di daerahnya tetap stabil pada akhir tahun.

"Sudah diinstruksikan kepada seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, khususnya terkait dengan pangan," ujar Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Bani Ispriyanto di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan salah satu kesiapan yang penting dan harus dilakukan adalah dengan memastikan ketersediaan pasokan pangan di Provinsi Lampung agar tidak terjadi gejolak harga yang signifikan.

"Kepala OPD agar persiapkan segala sesuatu yang diperlukan terkait Natal dan Tahun Baru dan bersiap menjaga harga-harga pangan, supaya tidak mengalami peningkatan," katanya.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Lampung pun menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, sekaligus mendukung pelaksanaan program strategis nasional.

Sebelumnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi maupun kabupaten dan kota, bersama perangkat daerah serta instansi terkait mulai mengintensifkan operasi pasar murah, Gerakan Pangan Murah, serta program SPHP secara terukur dan tepat sasaran dan memastikan pelaksanaannya dirasakan masyarakat. 

Selain itu, TPID mengoptimalkan pemantauan harga bersama Satgas Pangan dan aparat penegak hukum untuk mencegah kenaikan yang tidak wajar, gangguan distribusi, maupun praktik penimbunan baik bahan pangan, BBM, maupun LPG.

Kemudian, memastikan ketersediaan pasokan pangan seperti cabai, bawang, beras, dan daging ayam di berbagai lokasi di Provinsi Lampung. 

TPID juga memastikan distribusi pangan dapat berjalan lancar dengan penyiapan armada yang cukup dan memprioritaskan kendaraan pengangkut bahan pokok agar pasokan bahan makanan tidak terganggu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ketiga Desember 2025 secara nasional dan berdasarkan historisnya akan mengalami peningkatan tekanan inflasi di Desember, seiring dengan naiknya permintaan masyarakat di libur akhir tahun.

Meski inflasi pada November 2025 tercatat melambat dibandingkan Oktober 2025 akibat penurunan harga sejumlah komoditas utama, seperti daging ayam ras, cabai merah, dan telur ayam ras, potensi kenaikan inflasi tetap perlu diwaspadai.

Sementara itu, data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) hingga 19 Desember 2025, mencatat sebanyak 37 provinsi mengalami kenaikan indeks perkembangan harga pangan dan hanya satu provinsi yang mencatatkan penurunan.

Komoditas utama penyumbang kenaikan indeks perkembangan harga pangan secara nasional antara lain cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah.

Untuk wilayah Pulau Sumatera, kenaikan indeks perkembangan harga pangan turut dipengaruhi oleh terjadinya bencana di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Kenaikan indeks perkembangan harga pangan tertinggi tercatat di Kabupaten Nias Utara sebesar 13,04 persen, dengan komoditas penyumbang utama meliputi daging ayam ras, cabai merah, dan beras.

 

Baca juga: Kemendagri minta pemda kendalikan harga pangan untuk jaga inflasi

Baca juga: Kadin-Bapanas gelar pangan murah di Lampung untuk jaga stabilitas harga

Baca juga: Pemprov Lampung: Bazar pangan murah solusi stabilisasi harga


Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2025