Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung meraih peringkat pertama penghargaan Sutami Award 2025 yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Auditorium Kementerian PU, Jakarta Selatan, Senin (1/12) malam.
Kategori penghargaan yang diraih adalah kolaborasi dan kemitraan pemerintah daerah bidang operasi dan pemeliharaan sumber daya air (SDA).
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menyampaikan bahwa pencapaian tersebut menjadi bukti komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan melibatkan banyak pihak.
“Malam ini Lampung mendapatkan penghargaan peringkat pertama pada kategori sumber daya air terpadu. Penilaian ini menunjukkan bahwa Lampung dinilai berhasil mengelola sumber daya air secara kolaboratif dengan lintas lembaga, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat pengelolaan SDA,” ujarnya dalam pernyataan, Selasa.
Menurut dia, pada masa depan dalam perencanaan dan pembangunan, pemerintah daerah akan semakin mengedepankan kolaborasi. Sebab dengan adanya tantangan fiskal saat ini, pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi harus terus diperkuat untuk mencapai target pembangunan.
"Tahun ini, metode penilaian Sutami Award menjadi sorotan karena dirancang semakin komprehensif dan berbasis Integrated Water Resources Management (IWRM). Sistem penilaian difokuskan pada lima komponen utama, masing-masing memiliki indikator teknis yang mengukur efektivitas pengelolaan SDA dari aspek perencanaan hingga dampak ekonomi," katanya.
Lima komponen tersebut adalah :
1. Penguatan Perencanaan Terpadu.
Menilai integrasi prinsip IWRM pada RPJMD, Renstra, dan RKPD.
Lampung dilihat menonjol berkat gambaran rinci potensi dan masalah di setiap DAS, khususnya Mesuji–Sekampung.
2. Perbaikan Manajemen Aset SDA.
Penilaian mencakup digitalisasi aset dan penerapan pemeliharaan preventif.
Lampung sudah mulai menerapkan digitalisasi inventarisasi aset bendungan, embung, dan jaringan irigasi.
3. Mitigasi Banjir dan Kekeringan Berbasis Sains.
Meliputi sistem peringatan dini banjir kekeringan, rehabilitasi lahan kritis, dan penguatan vegetasi DAS.
4. Kolaborasi Multi Pihak.
Aspek ini menjadi keunggulan Lampung melalui kemitraan pemerintah swasta, perguruan tinggi, LSM, serta masyarakat dalam pengawasan DAS.
5. Penguatan Dampak Ekonomi SDA.
Menilai kontribusi pengelolaan udara terhadap produksi pangan, komoditas unggulan, dan industri berbasis udara yang berkelanjutan.
Dari hasil evaluasi, empat ruang perbaikan terbesar yang menjadi dasar penilaian, yakni kolaborasi antar lembaga, efisiensi operasional aset SDA, konservasi DAS, peningkatan efektivitas pengurangan daya kerusakan udara.
Lampung dinilai berhasil memaksimalkan seluruh indikator tersebut, terutama pada aspek kolaborasi lintas sektor yang menjadi alasan utama Lampung meraih penghargaan tertinggi pada kategori ini.
Baca juga: Gubernur Lampung sebut Pramuka bantu bentuk karakter generasi muda
Baca juga: Wagub Lampung: ASN harus bisa jadi penggerak transformasi digital pemerintah
Baca juga: Gubernur Lampung: Tenaga Pendamping desa bantu program Desaku Maju