Bandarlampung (ANTARA) - Tim Dosen FKIP dan Fakultas MIPA Universitas Lampung melaksanakan pelatihan penyusunan modul ajar berbasis android pada pembelajaran multikultural dengan pendekatan deep learning bagi guru sejarah yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kabupaten Lampung Selatan.
Kegiatan ini berlangsung dua tahap, yakni pada 1 Agustus 2025 dan 2 Oktober 2025 di SMA Kebangsaan Lampung Selatan, dengan dihadiri oleh 36 peserta dari kalangan guru sejarah.
Program tersebut merupakan bagian dari skema Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.
Kehadiran pelatihan ini dirancang untuk menjawab tantangan guru sejarah di era digital, khususnya dalam menyusun perangkat ajar yang kontekstual, memanfaatkan teknologi Android, dan mengintegrasikan pendekatan deep learning dalam pembelajaran sejarah.
Menurut Ketua Tim Pengabdian Dr Sumargono dalam pernyataan di Bandarlampung, Sabtu, kegiatan ini sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya IKU 3 mengenai dosen berkegiatan di luar kampus dan IKU 5 terkait hasil kerja dosen yang digunakan oleh masyarakat.
Ia menambahkan pelatihan ini juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan tujuan nomor 10 tentang Pengurangan Kesenjangan.
"Kami berharap kegiatan ini menjadi titik awal transformasi pembelajaran sejarah di Lampung Selatan. Dengan dukungan Dinas Pendidikan dan komunitas MGMP, praktik baik ini bisa diperluas ke mata pelajaran lain sehingga manfaatnya lebih luas bagi dunia pendidikan," jelasnya.
Sebelumnya, pelatihan tahap pertama pada 1 Agustus 2025 difokuskan pada sosialisasi pendidikan multikultural dan dan pendekatan deep learning pada mata pelajaran sejarah SMA.
Tahap berikutnya pada 2 Oktober 2025 ditekankan pada penyusunan modul ajar berbasis nilai multikultural sesuai prinsip Kurikulum Merdeka, serta pelatihan teknis membuat modul digital dengan aplikasi populer seperti Canva Edu, Book Creator, Google Sites, Articulate Storyline 3, hingga Builder Pro 3.
Dalam kesempatan itu, guru diajak menyusun rancangan modul ajar digital yang dilengkapi fitur multimedia berupa video, infografis, dan kuis interaktif. Metode pelatihan menggunakan diskusi kelompok, praktik langsung, serta presentasi hasil karya peserta.
Selain meningkatnya kompetensi guru, pelatihan ini juga menghasilkan rancangan modul ajar digital interaktif yang siap diterapkan di sekolah. Lebih jauh, dibentuk pula komunitas digital MGMP Sejarah Lampung Selatan sebagai wadah berbagi praktik baik, diskusi, dan pengembangan modul secara berkelanjutan.
Dari sisi akademik, tim pengabdian juga menargetkan publikasi artikel pada jurnal terakreditasi SINTA, publikasi berita di media nasional, karya audio visual di kanal Youtube, serta hak cipta modul ajar digital.
Salah seorang peserta menyebutkan bahwa pelatihan ini bukan hanya menambah wawasan teknis, tetapi juga memperkuat kesadaran pentingnya memasukkan nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran sejarah.
Dengan adanya pelatihan ini, guru sejarah sebagai ujung tombak pembelajaran kini lebih siap mengintegrasikan teknologi dan nilai-nilai multikultural dalam kelasnya. Sementara itu, siswa diharapkan dapat menikmati pengalaman belajar sejarah yang lebih menarik, reflektif, dan kontekstual.
Dengan demikian, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya memperkuat kapasitas guru, tetapi juga menciptakan fondasi kuat bagi lahirnya generasi yang kritis, toleran, dan adaptif terhadap tantangan global.